Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Melihat waktu ledakan bom di Vihara Ekayana Duri Kepa, Tanjung Duren, Jakarta Barat diduga pelaku sudah memahami situasi kapan orang banyak beribadah dan waktunya pulang ibadah.
Ibadah di Vihara Ekayana pada hari Minggu terakhir dilakukan pukul 17.00 WIB dan selesai pukul 19.00 WIB. Sehingga pelaku meledakan bom tepat pukul 19.01 WIB.
Beruntung saat kejadian di Vihara Ekayana ada acara lain, sehingga jamaah yang beribadah tidak langsung ke luar ruang utama tempat ibadah.
"Yang masang bom keliatannya sudah kenal situasi, tetapi kebetulan di wihara ada acara persembahan dana pada biksu, sehingga jamaah tidak langsung keluar ruang utama tempat ibadah," ungkap pembina Vihara Ekayana Ponijan Liaw saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (5/8/2013) dini hari.
Ledakan bom pertama terjadi di belakang patung Budha Maitreya yang letaknya tepat dekat pintu masuk yang berda di dalam Vihara. Beberapa menit kemudian terjadi ledakan tepat di depan pintu masuk Vihara.
Tujuan peledakan bom tersebut memang untuk melukai jamaah. Hal tersebut terlihat dengan ditemukannya gotri di sekitar lokasi ledakan. "Ada paku dan lainnya," ucapnya.
Wihara ini setiap hari minngu melaksanakan ibadah tiga kali pertama pukul 08.00 WIB, pukul 11.00 WIB, dan pulul 17.00 WIB. Biasanya ibadah dalam satu terminnya dilakukan selama dua jam.
Pada saat terjadi ledak sekitar pukul 19.01 WIB sekitar 300 umat sedang melakukan kebaktian. Bunyi ledakan pertama berada di depan pintu masuk tempat ibadah tepatnya dibelakang patung maitreya. "Awalnya keluar asap kemudian terdengar ledakan," katanya.
Jemaah pun kaget dan maju ke depan mendekati patung budha yang berada di dalam ruang uatama tempat ibadah. Saat itu, posisi jemaah dalam posisi membelakangi sumber ledakan karena patung budha utama berada di sebelah timur.
"Kalau kaget pasti, jemaah pun sudah mengiran bahwa ledakan tersebut bom karena suaranya berbeda dengan mercon atau petasan. Tetapi mereka tetap melanjutkan ibadah dan biksu pun tetap melakukan ceramahnya," ungkapnya.
Berselang beberapa menit, kembali terjadi ledakan di depan pintu ke dua, atau di halaman wihara tepatnya berada di belakang patung Budha Sakyamuni.
Setelah itu pihak wihara pun melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Beberapa saat petugas gegana pun tiba dan kembali menemukan satu buah bom dan diurai. "Jadi semuanya ada tiga buah bom," ujarnya.