Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengaku prihatin dengan terjadinya penembakan dua polisi Polsek Pondok Aren. Kedua korban adalah Iptu Kus Hendratno dan Bripka Ahmad Maulana.
"Fakta-fakta penembakan polisi sepatutnya membuka mata bahwa terorisme masih merupakan bahaya nyata di tengah masyarakat," kata Eva ketika dikonfirmasi, Minggu (18/8/2013).
Eva meyakini sasara utama para pelaku adala densus 88 antiteror Polri. Namun pelaku mencari sasaran mudah sehingga sesama anggota Polri biasa yang menjadi sasaran.
"Termasuk BNPT. Sudah sepantasnya dalam sistuasi seperti saat ini, semua lembaga di atas melakukan koordinasi dan mempunyai agenda bersama unt memberantas terorisme secara tuntas," ujar Politisi PDIP itu.
Eva mengatakan hal itu mengingatkan bahwa ego sektoral dan tiadanya keseriusan dalam counter terorisme berakibat fatal karena aparat negara bidang keamanan yang menjadi korban dan masyarakat makin terteror.
"Sepatutnya kecenderungan ini dihentikan, negara harus lebih pintar dan mumpuni supaya hak rasa aman rakyat dipenuhi," tuturnya.
Dikabarkan sebelumnya, Aiptu Kus Hendratno meninggal bersama temannya Bripka Ahmad Maulana, keduanya anggota Polsek Pondok Aren, saat baku tembak dengan pelaku yang diduga teroris.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com di lapangan, kejadian baku tembak terjadi di Jalan Graha Raya depan Masjid Bani Umar Kelurahan Perigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, tak jauh dari Polsek Pondok Aren.