TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengungkapkan rentetan aksi penembakan terhadap aparat Kepolisian yang terjadi dalam kurun waktu dua bulan ini sebagai bentuk upaya menunjukkan eksistensi teroris.
"Itu kan teror. Menebar ketakutan kepada masyarakat bahwa kami ada. Kami sebagai pelaku apalah itu atas nama Islam atau apapun itu," ujar Said Aqil usai melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Senin (19/8/2013).
Said Aqil mengungkapkan penembakan aparat Kepolisian, terakhir di Pondok Aren tersebut bukan hanya teror dalam lingkup lokal saja, namun mencakup lingkup nasional.
"Targetnya nasional. Bukan jakarta. Maunya indonesia tidak aman. Ada yang mendesain pasti," ucap Said Aqil.
Karena itu, Said mengungkapkan pemerintah sebaiknya menghapus eksitensi kelompok radikal di Indonesia.
"Antisipasi harusnya tidak hanya setelah kejadian. Indikasi kelompok radikal harus dibubarkan," tutur Said.