TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Perasaan campur aduk menghinggapi Christine ketika membaca teks berjalan (running teks) di salah satu televisi swasta nasional tentang kecelakaan bus Giri Indah di Bogor, Jawa Barat.
Seketika itu pula, Christine, salah satu anak korban bus yang membawa jemaat GBI REM, Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut langsung menyetop ojek motor ke lokasi kecelakaan."Ojek bang, ke Cisarua mau cari mama saya" ucap Christine, Rabu (21/8/2013).
Christine meminta tukang ojek memacu kuda besinya di jalan berkelok menuju ke Cisarua. Selama di perjalanan, Christine tak pernah melepaskan pandangannya dari telepon genggam Blackberry di tangannya.
Berkali-kali ia menelpon sang ibu, mengirim pesan singkat dan BBM, namun sama sekali tidak ada respon. Saat itu memang perasaannya sudah mulai tidak enak.
Terkadang, Christine juga memantau pemberitaan mengenai kecelakaan bus pariwisata Giri Indah bernomor polisi B 7297 BI yang terjun ke Sungai Ciliwung atau tepatnya di pinggir jalan di Jalan Raya Tugu Utara.
"Dari berita di televisi, saya baca bus membawa rombongan jemaat GIB REM di Kepenray, Kota Bunga, Cipanas. Mama saya bukan dari jemaat sana. Tapi tujuan ziarah dan waktu terjadinya kecelakaan bersamaan dengan waktu kepulangan mama dari acara ziarah. Perasaan gak enak, mama tidak bisa dihubungi jadi saya putuskan mencari ke Cisarua," ungkap Christine, anak kedua Hana saat ditemui di rumahnya, Perumahan Duta Kranji, Jl Mawar B 656, Kota Bekasi, Kamis (22/8/2013).
Diutarakan Christine kebetulan memang saat itu, dirinya sedang berada di Bogor, Jawa barat. Christine mengaku sempat menyambangi beberapa rumah sakit untuk mencari keberadaan ibunya dan bagaimana kondisinya.
Pertama, ia mendatangi RS Sentral Medika di Ciawi, disana baik korban selamat maupun meninggal dunia tidak ada yang bernama Hana atau Tjoe Jan Nio (67), yang merupakan nama ibundanya.
Lalu ia juga menyambangi RS Cisarua, di sana ada data korban selamat namun tidak ada nama Oma Hana. Sampai akhirnya Christine memeriksa satu per satu kantong jenazah di kamar jenazah namun Oma Hana tetap tidak ada.
"Informasinya penumpang ada 60, didata baru ada 54 dan dimana-mana tidak ada nama mama. Saya sempat debat dengan polisi, saya minta alamat TKP mau mencari mama, karena mungkin dia belum terevakuasi," ucap Christine.
Perdebatan Christine dengan sang polisi berakhir, dan sang polisi meminta Christine tenang, sabar serta kembali memeriksa kantong jenazah yang ada. Perintah pihak kepolisian akhirnya dituruti Christine.
"Saya masuk lagi ke kamar jenazah, periksa lagi ternyata jenazah mama ada di paling ujung," kata Christine.
Jenazah Hana saat ini disemayamkan di rumah duka Jelambar, Jakarta Barat. Dan rencananya pada Sabtu atau Minggu esok akan dimakamkan di pemakaman San Diego Hils, Karawang, Jabar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Hana menjadi korban bus maut Giri Indah yang mengangkut jemaat GBI Rahmat Emanuel, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bus tersebut terjun ke jurang setinggi 10 meter di Kampung Persit RT 2/02, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Rabu (21/8/2013) sekitar pukul 08.30 WIB.