TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons soal keheranan elite PDIP ketika tim penyidik membawa hasil geledah dari rumah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menggunakan koper.
Padahal barang-barang yang dibawa ukurannya kecil.
Menurut Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur, penggunaan koper bukan tanpa sebab.
Tim penyidik ingin memastikan barang-barang hasil penggeledahan tetap dalam kondisi aman.
"Ini kenapa yang diambil hanya barang yang misalkan tidak sebanyak itu, tapi digunakannya koper. Yang kita bawa itu, apa namanya, koper gitu kan. Dan itu disimpan di tempat yang menurut kami itu aman, kita menempatkan barang," kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025).
"Jadi bukan, kita juga tidak pernah statement bahwa yang diambil itu atau yang disita itu adalah sebanyak atau sebanyak yang koper, sebesar yang dikoper itu. Tidak pernah, tapi penyidik akan menyimpan barang-barang yang disita itu pada tempat atau tempat penyimpanan yang aman," sambungnya.
Baca juga: Koper yang Diangkut KPK dari Rumah Hasto Kristiyanto Tidak Ada Isinya, Kata Pengacara
Oleh karena itu, menurut tim penyidik, medium yang paling aman untuk membawa barang hasil geledah adalah koper.
Jika menggunakan plastik, kata Asep, ditakutkan barang hasil geledah akan tercecer.
"Yang kita bawa tempat penyimpanan yang aman itu adalah koper. Kalau kita tenteng-tenteng plastik itu kan nanti rawan untuk tertinggal, jatuh, dan lain-lain. Yang paling cocok yang digunakan untuk membawa, ya koper seperti itu," katanya.
Kopernya Dikritik PDIP
Sebelumnya, tim kuasa hukum Sekjen PDIP, Ronny Talapessy, merespons soal KPK yang melakukan penggeledahan di rumah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kebagusan dan Bekasi.
Ronny mengatakan bahwa tidak ada barang signifikan yang terkait dengan perkara yang tengah ditangani oleh KPK.
Terutama, dalam perkara keterlibatan Hasto dalam buronnya eks kader PDIP Harun Masiku.