TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascapenangkapan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, ada banyak perubahan di dalam tubuh yang mengatur hulu migas dalam negeri. Salah satunya adalah produksi (lifting) minyak dan gas bumi yang menurun.
Pada saat Rudi Rubiandini belum ditangkap KPK, lifting produksi migas mencapai 830 ribu barrel oil per hari (bph). Namun pada bulan Agustus lifting migas menurun.
"Kinerja kita baru mencapai lifting 826 ribu bph," ujar Kepala pelaksana tugas SKK Migas Johanes Widjonarko, Senin (26/8/2w3).
Alasan lifting migas mengalami penurunan menurut Widjonarko karena ada beberapa pengeboran mengalami masalah perizinan. Dari 250 sumur yang sedang dieksplorasi baru mencapai 40 persen.
"Kegiatan pemboran kita masalah perizinan, tumpang tindih, Kita upayakan sisa waktu yang ada," jelas Widjonarko.
Sampai akhir tahun 2013, Widjonarko berharap SKK Migas bisa mengeksplorasi seluruh sumur migas dengan maksimal. Dalam hal ini ada 1100 sumiur dari SKK Migas yang harus dieksplorasi.
"Pengeboran pengembangan dari 1100 sumur tercapai," kata Widjonarko.