TRIBUNNEWS.COM – Mantan Juru Bicara Presiden era Abdurrahman Wahid, Adhie M Massardi, bereaksi keras terhadap wacana perubahan Jalan Medan Merdeka Barat menjadi Jalan Soeharto. Menurut Adhie, nama Soeharto tidak pantas dijadikan nama jalan.
"Sungguh tidak bermoral siapa pun yang mengusulkan untuk mengabadikan penguasa Orde Baru Soeharto sebagai nama jalan atau nama apa pun," kata Adhie ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (1/9/2013).
Kata Adhie, selama 32 tahun berkuasa, rezim Soeharto lebih banyak menimbulkan kerusakan Indonesia ketimbang meninggalkan kebaikan bagi bangsa. Ia pun berani berdebat dengan pendukung Soeharto untuk melakukan penilaian kebaikan dan keburukan -rezim Soeharto bagi rakyat Indonesia.
Adhie memberikan contoh mengenai pembangunan ekonomi yang dianggap karya paling monumental Soeharto menurut para pendukungnya. "Pembangunan fisik yang kasat mata itu ditopang oleh utang yang luar biasa banyaknya, yang dibayar dengan kerusakan lingkungan yang dahsyat dan sumber daya alam yang luar biasa besarnya," kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu.
Selain itu, kata dia, adanya kerusakan tatanan moral, sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi sekarang akibat seluruh landasan untuk itu semua dibangun oleh Soeharto dengan kebohongan yang dilindungi kekuasaan otoriternya.
Kemudian, kata Adhie, jalan kerusakan yang dilakukan Soeharto di masa lalu itu sekarang dilanjutkan disempurnakan oleh rezim SBY secara lebih masif. Terutama budaya korupsi di lingkungan penguasa, mulai dari kantor kelurahan sampai Istana Kepresidenan.
"Jadi, kepada para pendukung Soeharto, saya tantang untuk menyebut satu saja (nilai) kebaikannya, akan saya buktikan menjadi sebaliknya. Di Jerman tidak pernah ada gagasan mengabadikan nama Hitler, kecuali sebagai monumen kerusakan!" tegasnya.