Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, menyindir Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebagai menteri kemarin sore yang belum paham soal kartel.
Firman menyayangkan pernyataan Menteri Gita yang mengatakan kartel bukan penyebab langkanya kedelai di Indonesia.
"Sekarang apa tanya alasan, dia kan baru kemarin sore jadi menteri perdagangan. Ya kan?" ujar Firman Subagyo di Warug Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (7/9/2013).
Menurut Firman, pihaknya telah bertemu dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) membahas kelangkaan kedelai tersebut. Dari pertemuan tersebut, Bulog menyatakan, ada enam perusahaan yang mendapatkan priviledge dalam hal kuota kedelai ini.
"Artinya kartel ini memang terjadi," terang Ketua DPP Partai Golkar itu.
Firman mengatakan kartel tersebut telah lama beroperasi di Indonesia dan bekerja sama dengan oknum-oknum di dalam.
Firman pun mencontohkan bagaimana Bulog harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan kuota. Padahal Bulog tersebut merupakan milik negara. Harusnya izin bisa langsung keluar saat itu juga.
Kekuasaan kartel semakin besar karena pengawasan yang tidak berjalan. Sementara pengawasan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tidak cukup mempan karena hanya berupa sanksi administrasi jika ditemukan ada persaingan tidak sehat.
"Tetapi kalau kita mengacu kepada UU Pidana itu ada unsur kejahatan ekonomi. Artiny bahwa ada unsur pidananya di situ," tegas Firman.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan --yang juga salah satu peserta Konvensi Demokrat untuk memilih calon presiden-- mengatakan pergerakan harga kedelai ini dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, pelemahan oleh pasokan yang berkurang dari negara pengekspor kedelai, lantaran perubahan cuaca. Kedua, kondisi nilai tukar mata uang yang sedang mengalami gejolak di pasar.
Gita pun membantah telah terjadi permainan kartel pada kenaikan harga kedelai saat ini.
"Setahu saya, ini bukan kartelisasi, tapi anomali cuaca. Untuk sementara, saya tidak mempunyai catatan atau alasan adanya kartel," kata Gita beberapa waktu lalu.