Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penembakan Bripka Sukardi didepan Gedung KPK merupakan preseden buruk. Demikian dikatakan Ketua BKSAP DPR RI, Surahman Hidayat di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
“Saya minta Presiden SBY untuk lindungi Polisi. Integritas Kepolisian harus di jaga dengan baik," kata Surahman.
Sebab, kata Surahman, polisi adalah alat negara yang bertugas untuk melindungi masyarakat. Bila tidak bisa dilindungi, Surahman khawatir masyarakat tidak mempercayai kepolisian mampu melakukan tugasnya untuk melindungi warga.
Ia pun berharap semua masyarakat tidak membuat spekulasi dan mempercayakan kepada pihak Kepolisian untuk melakukan identifikasi dengan baik penyebab maraknya penembakan terhadap anggota kepolisian.
"Jangan memperkeruh situasi dengan membuat tuduhan yang tidak mendasar kepada siapapun, kita meyakini bahwa Institusi Kepolisian sudah terlatih untuk melakukan proses penyelidikan terhadap kasus criminal," jelas Surahman.
Sebelumnya, oknum polisi bernama Sukardi tewas ditembak pelaku tak dikenal saat mengawal enam truk yang memuat besi dari Tanjung Priuk.
Kejadian terjadi sekitar pukul 22.15 WIB tepat di Jl HR Rasuna Said, depan pagar Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya terdengar tiga kali tembakan.
Polisi itu bernama Sukardi, anggota Provost Polri. Saat ditembak, sukardi sedang mengendarai sepeda motor Hondar Revo merah bernomor polisi B 6671 TXL. Dia ditembak tiga kali di bagian dada dan perut. Tampak darah masih mengucur dari seragamnya.
Beberapa saat stelah penembakan, tampak Sukardi sempat bernafas. Para pelaku yang menggunakan dua buah sepeda motor yakni diduga bebek berjenis supra hitam dan metik dan jaket hitam sempat dikejar oleh pengendara lain.
Bekas tembakan di bagian dada dan bagian perut sebelah kiri masih membekas di tubuh Sukardi. Sebuah ponsel terlihat di bagian kiri lengannya. Tiga selongsong peluru tampak di TKP. Dua di badan jalan dekat motor, satu lagi di trotoar.