TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan, pihaknya masih memburu penembak polisi di Cirendeu, Ciputat, Pondok Aren, dan Kuningan.
Kapolri membantah pihaknya sudah mengetahui lokasi persembunyian pelaku. Khusus pelaku penembakan di Pondok Aren, Cirendeu, dan Ciputat, Timur membantah pihaknya sudah mengetahui lokasi persembunyian dua pelaku yang wajahnya kini sudah disebar kepada masyarakat.
"Mana ada (sudah diketahui lokasinya). Kalau memang ada, pasti ditangkap. Tapi, kami belum mengetahui posisi pelaku," ucap Timur di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/9/2013).
Penyelidikan kasus terorisme, lanjutnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pihaknya butuh waktu lama untuk mengungkap kasus berbau teroris.
"Penyidikan teroris itu lama, bukan harian, bahkan bisa bulanan, bisa tahunan," kata Timur.
Saat ini, polisi sudah menggandeng intelijen di luar kepolisian seperti TNI dan BIN, supaya pelaku mudah diketahui. Tapi, terkait penegakan hukum, kepolisian merupakan pihak terdepan yang melakukan penindakan.
"Penegakan hukum tetap dilakukan Polri, dan semua kaitannya dengan teroris, 90 persen semuanya terungkap. 90 persennya disidang. Artinya, proses itu bisa diikuti semua masyarakat. Mungkin masyarakat bisa melihat itu semua," paparnya.
Saat ditanya apakah pelaku penembakan di Kuningan adalah teroris, Timur tidak mau cepat-cepat menyimpulkan.
Ia menjelaskan, kasus teroris mulanya melakukan pengeboman. Kemudian, setelah dilakukan penyelidikan, kasus ini berkembang kepada penyerangan terhadap kepolisian, seperti di Medan, Polsek Hamparan Perak, penembakan kantor polisi di Cirebon, kemudian polisi yang ada di jalan yang berkaitan dengan pengamanan Lebaran 2013.
Meskipun banyak anggota Bhayangkara yang gugur saat menjalankan tugas karena serangan teroris, Timur menegaskan bahwa pihaknya tak pernah mundur untuk melaksanakan tugas.
"Kami sama sekali tidak boleh mundur untuk melaksanakan tugas, memelihara keamanan dan memberikan pelayanan terbaik," cetusnya. (*)