TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada kejadian lucu ketika Wakil Presiden ke-10 RI Jusuf Kalla menghadiri acara pemberian gelar doktor honoris causa (kehormatan) bagi Karni Ilyas, di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, diminta hadir dalam acara yang digelar pada Sabtu (28/9/2013) untuk memberikan testimoni terhadap Karni Ilyas yang dikenal sebagai pemimpin redaksi stasiun televisi nasional tersebut.
Namun, JK mengaku ketika dirinya baru datang ke tempat pemberian gelar, ia sempat berpikir datang ke acara yang salah. Pasalnya, pada latar panggungnya tertulis nama "Sukarni Ilyas". "
"Ketika saya masuk (ruangan acara), saya bingung, siapa ini Sukarni Ilyas?" tutur JK yang disambut tawa hadirin. Ternyata, "Sukarni Ilyas" adalah nama asli Karni Ilyas.
"Saya rasa banyak juga yang tidak tahu soal ini, makanya saya sempat seperti salah acara," kata JK yang disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam acara tersebut, JK memberikan testimoni setelah Karni menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul "Peran Pers dalam Membangun Kesadaran Hukum di Indonesia". Dalam testimoninya, Wakil Presiden RI 2004-2009 ini mengatakan, perbedaan doktor akademis dan honoris causa adalah terletak pada praktik ilmunya.
"Doktor akademis itu pertimbangannya tentu ilmu akademis. Tapi doktor kehormatan itu karena ilmunya sudah dipraktekkan dulu," tuturnya.
Selain itu, ketua PMI ini menyatakan bahwa butuh waktu panjang untuk mendapatkan gelar seperti ini.
"Jadi, gelar doktor akademis itu bisa diraih 3 tahun sampai 4 tahun, kalau anda pintar. Tapi doktor honoris causa itu butuh puluhan tahun untuk meraihnya," tandasnya.