Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden mengaku baru mendapatkan informasi soal pernyataan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dari stafnya saat mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam, setelah melakukan lawatan dari Brunei Darussalam.
Kepada wartawan, Presiden membacakan kutipan berita yang ia terima dari stafnya.
"Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden, 1000 persen Luthfi bohong. Saya tidak tahu, saya tidak kenal, dan tidak ada kaitan dengan saya," kata Presiden saat jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara.
Nada bicara Presiden sedikit tinggi. Presiden mengatakan, lantaran tidak mengenal, dirinya langsung mencari tahu siapa Bunda Putri. Presiden mengaku memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi untuk menghubungi Menteri Pertanian Suswono.
Menurut penjelasan Suswono, kata Presiden, Bunda Putri adalah istri salah satu pejabat di Kementerian Pertanian. Lalu, Presiden meminta stafnya yang lain menghubungi Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan untuk menanyakan hal yang sama.
Sementara itu, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengaku dapat memaklumi jika Presiden SBY berang karenanya namanya disebut di Pengadilan Tipikor.
Namun, sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, seharusnya Presiden SBY menyikapi hal tersebut lebih elegan. Bambang menilai, seharusnya presiden tidak marah di hadapan publik.
"Misalnya menempuh jalur hukum, tanpa marah-marah di hadapan publik. Sebab, sikap dan kemarahan presiden yang demikian keras itu dapat mempengaruhi pengadilan. Hakim, jaksa, saksi dan tentu saja terdakwa akan merasa tertekan," kata Bambang.
Bambang merasa yakin Lufti tidak mungkin berkata sembarangan bila tidak mengetahui tentang Bunda Putri. Apalagi, pengakuan Luthfi itu disampaikan di pengadilan. "Dan kalau Bunda Putri tidak punya hubungan dekat dengan pusat kekuasaan, bagaimana dia bisa sakti?" tanya Bambang.