TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengaruh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai kepala daerah rupanya tak hanya sebatas pada tampuk dinasti kepemimpinan semata. Lebih dari itu, dari segi pengambilan kebijakan, Atut dinilai paling berperan.
Begitu tingginya kekuasaan Atut hingga membuat peran Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, seakan dikerdilkan kekuasaannya. Demikian dikatakan pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dahnil Anzhar, dilansir Kompas.com, Senin (14/10/2013).
"Saya kira demikian, bahkan lebih parah saya pikir. Orang yang menjadi wagub (di Banten) tidak memiliki kekuatan untuk mengambil kebijakan," katanya.
Dahnil mengatakan, seluruh wakil gubernur yang menjadi pasangan Atut bernasib sama seperti Rano Karno. Mereka hanya dianggap sebagai pelengkap pada saat acara seremonial yang diselenggarakan oleh Pemprov Banten, baik itu ketika menyambut kedatangan tamu maupun ketika perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Banten.
Bahkan yang jauh lebih parah, menurutnya, peran wakil gubernur hanyalah sebatas vote getter ketika pelaksanaan Pemilukada. Wakil gubernur tidak memiliki kekuatan dalam menentukan arah kebijakan lantaran seluruh elemen pemerintahan berkiblat kepada gubernur.
Nasib seperti itu rupanya tidak hanya dialami Rano Karno saja, pasangan Wakil Gubernur Banten sebelumnya, Mohammad Masduki, juga mengalami hal yang serupa.
"Hampir semua wagub perannya hanya vote getter saja. Masduki misalnya, perannya tidak ada. Hanya seremonial," katanya.
Sebelumnya, Atut melalui juru bicaranya, Fitron Nur Ikhsan, mengungkapkan, banyak pemberitaan negatif yang dilancarkan media kepadanya. Padahal, tidak seharusnya pemberitaan itu ditujukan kepadanya. Fitron memberi contoh pemberitaan terkait para pelajar yang harus mempertaruhkan nyawa untuk melewati jembatan rusak di Kabupaten Lebak. Padahal, kata dia, pemimpin daerah di Lebak bukan dari Partai Golkar.
Fitron juga mengingatkan, jika bicara soal kepemimpinan di Banten, jangan hanya menyoroti Atut dan Partai Golkar saja. Namun, lanjutnya, ada juga peran Wakil Gubernur Banten Rano Karno asal PDI Perjuangan.
Terkait kasus dugaan suap yang membelit salah satu anggota keluarga Atut, Dahnil menilai, meski peran Rano di dalam pemerintahan kecil, bukan berarti ia tak dapat mengambil keputusan penting. Sejak awal, mantan artis tersebut sebenarnya telah mengetahui seluk beluk keluarga Atut.
"Seharusnya dia (Rano) bisa menjadi kekuatan penyeimbang, whistle blower. Jangan menunggu kondisi seperti sekarang ini, karena seolah dia seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan," katanya. KOMPAS.COM