TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Indonesia hari ini, Selasa (15/1-/2013) merayakan Hari Raya Idul Adha 1434 H. Peristiwa Idul Adha bermula dari perintah Allah SWT pada Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya, Ismail, yang yang kemudian melahirkan ibadah kurban.
"Idul Adha adalah waktu yang tepat untuk refleksi menata ulang kehidupan berbangsa bernegara kita yang makin jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Maraknya pejabat yang maling uang rakyat, pemimpin tak amanah dan hanya mementingkan diri dan golongannya sendiri, serta kehidupan bermasyarakat yang seringkali tak lagi peduli lingkungan sekitar, menjadi fenomena sehari-hari," ujar Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Fadli Zon dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa (15/10/2013).
Fadli melanjutkan, melalui Idul Adha, umat manusia bisa belajar soal kepatuhan, keikhlasan, pengabdian total dan pengorbanan. Tanpa semangat ketaatan, pengabdian dan pengorbanan, sebuah bangsa bisa menghadapi kehancuran.
Menurut Fadli, para pejabat bukanlah penguasa yang harus ditakuti dan dilayani. Mereka harus rela berkorban didorong rasa cinta dan tujuan memperbaiki kehidupan rakyat. Kepentingan bangsa dan negara harus diletakkan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Jiwa dan raga menjadi alat pengorbanan dalam pengabdian.
"Apalagi semua jabatan dan kekayaan tak akan dibawa mati. Kita meninggalkan legacy, seperti Ibrahim dengan haji. Semoga Idul Adha kali ini mampu menggugah kesadaran kita untuk berkorban demi kemajuan bangsa dan negara," tandasnya.
Fadli Zon: Idul Adha untuk Merefleksi Kehidupan Berbangsa
Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger