Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Nazaruddin ternyata tak sekadar sesumbar saat berjanji bakal kembali "bernyanyi", mengenai jati diri para pembesar yang tersandung kasus korupsi miliaran rupiah.
Buktinya, terpidana kasus suap proyek Wisma Atlet tersebut tak segan-segan mengakui dirinya melakukan patgulipat dalam sejumlah proyek kementerian untuk kepentingan Anas Urbaningrum yang ingin menjadi calon presiden (capres) pada Pemilu 2014.
Nazar mengakui, sudah berbicara blak-blakan kepada penyidik KPK, bahwa dana yang dipakai Anas untuk menjadi Ketua Umum PD pada saat itu berasal dari fee sejumlah proyek kementerian yang dikelola oleh PT Anugerah Nusantara.
Setelah menjadi Ketua Umum PD, Anas lantas memerintahkan Nazar menyiapkan dana dari fee berbagai proyek baru untuk modalnya menjadi capres dalam Pilpres 2014.
Dana yang disiapkan untuk pencapresan Anas, berasal dari hasil "merampok" dana proyek-proyek kementerian saat itu adalah sebesar Rp 60 triliun. "Uang proyeknya Rp 60 triliun," kata Nazar saat menaiki mobil tahanan, Jumat (25/10/2013).
Mantan Bendahara DPP Partai Demokrat tersebut membeberkan, uang tersebut merupakan fee berbagai proyek kementerian yang dikelola oleh dirinya bersama Anas di PT Anugerah Nusantara selama lebih kurang empat tahun.
"Setelah (Anas) menjadi ketua umum, (saya) mencari lagi dana untuk Mas Anas, diperintahkan Mas Anas, untuk calon presiden," ungkap Nazar.