TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok yakin pada pemilu 2014, capres yang akan terpilih adalah tokoh-tokoh tua yang muncul sebagai capres sekarang ini.
Masih sulit terjadi regenerasi kepemimpinan kepada tokoh muda, karena situasi politik dan demokrasi Indonesia, yang belum memungkinkan. Apalagi, selama ini para pemimpin yang tampil itu dilahirkan oleh sistem, dan sistem kita saat ini belum memberi peluang kepada yang muda.
“Dalam sejarah politik bangsa ini, hanya masa revolusi yang melahirkan pemimpin besar seperti Soekarno, Bung Hatta, Hasyim Asy’ari, dan lain-lain. Tapi tidak demikian semasa Orde Baru dan reformasi. Selama ini dilahirkan oleh sistem. Mungkin melalui konvensi bisa, hanya sayang waktunya terlalu cepat,” kata Mubarok dalam diskusi ‘Regenarasi kepemimpinan bangsa’ di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Menurut guru besar UIN Syahid Jakarta itu, ada dua pilihan calon pemimpin harapan bangsa, yaitu pemimpin muda yang kreatif, dan tokoh tua yang arif.
“Tapi, untuk 2014 saya yakin yang tua yang terpilih, karena kearifan itu lebih dahsyat dari dinamika orang muda. Apalagi, sekarang ini banyak anak muda yang membuat kecewa masyarakat,” katanya.
Seperti di Amerika Serikat lanjut Mubarok, sejak dulu orang kulit putih menghina kulit hitam, tapi sekarang mereka malah memilih kulit hitam menjadi presiden, yaitu Barack Obama. Artinya orang muda kalau sangat ambisius justru tak akan terpilih.
“Jadi, baru akan muncul tokoh muda di pemilu 2019. Karena itu, garis politik itu sesungguhnya 20 tahunan, maka biarkan sistem ini berproses sampai terbangun kesadaran bangsa ini di mana 2019 itulah tahun politiknya tokoh muda,” katanya.