News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Amerika Menyadap

Pimpinan DPR Desak Pemerintah Usut Penyadapan AS dan Australia di Indonesia

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR Pramono Anung ketika meninggalkan Gedung KPK di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013). Kedatangan Politisi PDI P tersebut untuk berdiskusi dengan KPK mengenai peta korupsi di DPR. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan DPR RI mendesak pemerintah untuk segera memberikan kejelasan informasi ke DPR mengenai rumor Kedubes Amerika Serikat (AS) dan Australia di Indonesia menyadap perangkat alat telekomunikasi pejabat Indonesia.

"Kalau memang ada bukti penyadapan agar ini tidak menjadi rumor pemerintah segera memberikan informasi kepada DPR. Kalau itu dilakukan maka DPR akan memberikan pada dukungan pada pemerintah dan juga mempersoalkan ini dalam forum internasional," kata Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Menurut politisi PDI-Perjuangan ini  proses penyadapan yang seperti ini tidak patut dalam pergaulan dunia internasional pada saat ini.

"Dan tidak ada negara satupun yang melakukan penyadapan pada pimpinan negara lain," kata dia.

Menurut dia informasi penyadapan ini bisa menggangu hubungan bilateral negara.

"Saya yakin karena sekarang ini dunia sudah mulai terbuka apalagi kita sudah bagian dari negara-negara G-21  maka jika isu persoalan penyadapan kalau betul maka sudah waktunya tingkat pengambil keputusan pada level yang mempunyai otoritas ini harus segera menghentikan penyadapan bagi negara lain," kata dia.

"Apa lagi saya akan memimpin pertemuan Parlemen di Brussel minggu depan dan ini menjadi bahan kita untuk dilakukan pembahasan jika isu itu benar," kata Pramono.

Informasi mengenai aksi AS dan Australia memata-matai Asia Tenggara termasuk Indonesia dilansir  media Australia, Sydney Morning Herald (SMH), mengutip data yang dibocorkan Edward Snowden.

Disebutkan aksi penyadapan dilakukan gabungan dua badan rahasia AS yakni CIA dan NSA  yang dikenal dengan nama "Special Collection Service". Amerika Serikat diketahui menyadap dan memantau komunikasi elektronik di Asia Tenggara melalui fasilitas mata-mata yang tersebar di kedutaan besarnya di beberapa negara di kawasan itu, termasuk kedutaan AS  di Jalan Medan Merdeka Jakarta Pusat, seperti dilaporkan media Australia, Sydney Morning Herald (SMH) mengutip data yang dibocorkan Edward Snowden.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini