News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tuduh JK Manfaatkan PMI dan Dekati Jokowi, Nurul Arifin Menuai Protes

Editor: Dahlan Dahi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NURUL ARIFIN, mempunyai nama lengkap Nurul Qomaril Arifin (lahir di Bandung, Jawa Barat, 18 Juli 1966), aktris senior Indonesia menikah dengan Mayong Suryolaksono mempunyai 2 anak bernama, Maura Magnalia Madyaratr dan Melkior Mirari Manusaktri. Sekarang Nurul menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Golkar periode 2004 - 2009 dan 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat VII. Saat ini ia juga masih menjadi anggota Teman Serikat di Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin menuai protes setelah muncul pernyataannya di sebuah koran terbitan Jakarta. Pernyataan Nurul, menurut media officer JK, Husain Abdullah, bernada menyudutkan Jusuf Kalla (JK).

Dalam rilis yang diterima TRIBUNnews.com disebutkan, Nurul Arifin  mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan dengan menuduh JK menggunakan kerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai institusi politik pribadi.

Nurul, masih menurut rilis tersebut, juga menuduh JK melakukan pendekatan kepada Jokowi untuk kepentingan pilpres 2014.

Menanggapi tuduhan tersebut, Media Officer JK, Husain Abdullah mengatakan bahwa kegiatan aktif JK sebagai pekerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) murni untuk kemasalahatan masyarakat.

"Pekerjaan ini dilakukan JK dengan ikhlas ia tidak pernah lelah mengabdikan dirinya untuk kepentingan umum. Bahkan kegiatan seperti itu sudah dilakukan JK jauh sebelum dia menjabata sebagai Ketua PMI dan DMI," kata Husain.

Husain mencontohkan bahwa saat Puasa Ramadhan yang lalu JK melarang masjid memajang foto dirinya sebagai ketua DMI mengucapkan selamat puasa karena JK tidak mau ada yang mengurangi keikhlasannya.

Padahal, kata Husain, sangat mungkin ia melakukan dalam kapasitasnya sebagai ketua dewan masjid.

JK juga pernah melarang PMI memasang umbul-umbul dan spanduk bergambar dirinya saat berlangsung kegiatan Temu Karya Relawan  PMI  di Malang Juni 2013 lalu.  

“Jadi JK selalu menjaga orisinalitas kegiatan sosialnya, agar semuanya tetap dalam  koridor kerja sosial. Nurul jangan menggunakan cara berpikirnya untuk memandang JK karena ini tidak nyambung dengan kenyataan,” ungkapnya.

Soal tuduhan bahwa JK mendekati Jokowi, Husain Abdullah menganggap Nurul Arifin lucu.

"Di mana logikanya JK pendekatan kepada Jokowi. Apa dasarnya?," tanya Husain.

"Mungkin  munculnya fenomena JK-Jokowi yang santer di berbagai media membuat Nurul silau. Padahal fenomena tersebut muncul secara alamiah dari opini masyarakat sendiri seperti terlihat dari hasil survey. Tetapi itu sama sekali bukan kerja politik JK," tegas Husain Abdullah.

Husain menambahkan, "Nurul harus cerdas dan arif memandang fenomena tersebut, jangan justru dijadikan alat fitnah kepada JK."

Husain mengingatkan agar politisi Golkar tersebut berhati-hati dengan pernyataannya karena jangan sampai kontraproduktif terhadap Nurul yang bisa membuat dia kehilangan pendukung di dapilnya. Bagaimana pun, menurut Husain, JK masih punya banyak simpatisan Golkar di berbagai daerah.  

Husain heran dengan pernyataan Nurul yang menuduh JK dengan tidak berdasar padahal Wasekjen Golkar tersebut sangat mengenal JK dengan baik.

“Nurul jangan pura-pura tidak tahu Pak JK, kan dia dulu ikut Pak JK tahun 2009, kok Nurul tiba-tiba jadi orang asing yang baru kenal JK. Dan ingat politik itu dinamis, kadang-kadang kaki kiri di depan suatu saat kaki kanan di depan,” katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini