TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin menuai protes setelah muncul pernyataannya di sebuah koran terbitan Jakarta. Pernyataan Nurul, menurut media officer JK, Husain Abdullah, bernada menyudutkan Jusuf Kalla (JK).
Dalam rilis yang diterima TRIBUNnews.com disebutkan, Nurul Arifin mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan dengan menuduh JK menggunakan kerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai institusi politik pribadi.
Nurul, masih menurut rilis tersebut, juga menuduh JK melakukan pendekatan kepada Jokowi untuk kepentingan pilpres 2014.
Menanggapi tuduhan tersebut, Media Officer JK, Husain Abdullah mengatakan bahwa kegiatan aktif JK sebagai pekerja sosial di Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) murni untuk kemasalahatan masyarakat.
"Pekerjaan ini dilakukan JK dengan ikhlas ia tidak pernah lelah mengabdikan dirinya untuk kepentingan umum. Bahkan kegiatan seperti itu sudah dilakukan JK jauh sebelum dia menjabata sebagai Ketua PMI dan DMI," kata Husain.
Husain mencontohkan bahwa saat Puasa Ramadhan yang lalu JK melarang masjid memajang foto dirinya sebagai ketua DMI mengucapkan selamat puasa karena JK tidak mau ada yang mengurangi keikhlasannya.
Padahal, kata Husain, sangat mungkin ia melakukan dalam kapasitasnya sebagai ketua dewan masjid.
JK juga pernah melarang PMI memasang umbul-umbul dan spanduk bergambar dirinya saat berlangsung kegiatan Temu Karya Relawan PMI di Malang Juni 2013 lalu.
“Jadi JK selalu menjaga orisinalitas kegiatan sosialnya, agar semuanya tetap dalam koridor kerja sosial. Nurul jangan menggunakan cara berpikirnya untuk memandang JK karena ini tidak nyambung dengan kenyataan,” ungkapnya.
Soal tuduhan bahwa JK mendekati Jokowi, Husain Abdullah menganggap Nurul Arifin lucu.
"Di mana logikanya JK pendekatan kepada Jokowi. Apa dasarnya?," tanya Husain.
"Mungkin munculnya fenomena JK-Jokowi yang santer di berbagai media membuat Nurul silau. Padahal fenomena tersebut muncul secara alamiah dari opini masyarakat sendiri seperti terlihat dari hasil survey. Tetapi itu sama sekali bukan kerja politik JK," tegas Husain Abdullah.
Husain menambahkan, "Nurul harus cerdas dan arif memandang fenomena tersebut, jangan justru dijadikan alat fitnah kepada JK."
Husain mengingatkan agar politisi Golkar tersebut berhati-hati dengan pernyataannya karena jangan sampai kontraproduktif terhadap Nurul yang bisa membuat dia kehilangan pendukung di dapilnya. Bagaimana pun, menurut Husain, JK masih punya banyak simpatisan Golkar di berbagai daerah.
Husain heran dengan pernyataan Nurul yang menuduh JK dengan tidak berdasar padahal Wasekjen Golkar tersebut sangat mengenal JK dengan baik.
“Nurul jangan pura-pura tidak tahu Pak JK, kan dia dulu ikut Pak JK tahun 2009, kok Nurul tiba-tiba jadi orang asing yang baru kenal JK. Dan ingat politik itu dinamis, kadang-kadang kaki kiri di depan suatu saat kaki kanan di depan,” katanya.(*)