TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional dalam menemukan bangkai kapal selam U Boat milik Nazi Jerman di Laut Jawa merupakan kebanggaan tersendiri bagi perkembangan arkeologi di tanah air, apalagi di tengah keterbatasan anggaran.
Keterbatasan anggaran tersebut diakui Kepala Bidang Program dan Kerjasama Pusat Arkeologi Nasional, Priyatno Hadi yang juga masuk dalam tim peneliti penemuan bangkal kapal U-Boat di perairan Karimun Jawa.
"Persoalan anggaran juga yang membuat proses pengangkatan bangkai kapal harus ditunda," ujar Priyatno saat dihubungi, Rabu (20/11/2013).
Hal tersebut dibenarkan Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, ia mengatakan saat ini proses pengangkatan artefak untuk sementara dihentikan. Hal ini dikarenakan anggaran untuk biaya penyelaman belum dimasukan dalam anggaran tahun 2014.
"Jadi nanti dilanjutkan tahun 2015," tuturnya.
Penemuan tersebut berawal dari informasi dari nelayan di kawasan Karimunjawa yang melihat sosok reruntuhan kapal di area situs. Tim dari Pusat Arkeologi Nasional kemudian menindaklanjuti temuan tersebut sampai kemudian ditemukan kapal selam dengan panjangnya 76 m dan lebar 4,9 meter.
Tim peneliti sendiri terdiri dari 16 orang yang merupakan tim gabungan dari Balai Arkeologi Yogyakarta, penyelam dari Sentral Selam Yogyakarta dibantu penyelam lokal di area situs.
"Ini tanpa bantuan pihak asing, bukti bahwa Arkeolog Indonesia mampu," katanya.
Terkait kapal selam yang ditemukan timnya tersebut, Bambang menuturkan bahwa kapal tersebut merupakan kapal selam jenis U-Boat 168. Kapal selam milik tentara angkatan laut Jerman itu diperkirakan tenggelam akibat ditorpedo kapal Amerika pada tanggal 6 Oktober 1944.
Tim peneliti juga menemukan kerangka mayat manusia yang diduga merupakan awak kapal selam tersebut. Dari hasil pengamatan tim, paling sedikit setidaknya ada 17 orang yang menjadi korban dalam tenggelamnya U-Boat 168.
Sejauh ini, tim peneliti telah berhasil mengangkat beberapa artefak dari dalam bangkai kapal untuk diteliti lebih lanjut sebelum dilakukan penyelaman lanjutan 2015 mendatang.
Artefak tersebut diantaranya, dua buah piring dengan lambang Nazi dan merek pabrik yang biasa memproduksi barang untuk keperluan angkatan bersenjata Jerman. Piring tersebut diperkirakan adalah piring produksi tahun 1939.
Selain itu ditemukan pula kancing yang terdapat logo angkatan laut diatasnya, teropong binocular, kacamata selam. Pipa untuk nafas, batrerai aki, sol sepatu, penutup panel listrik dan sakelar instalasi listrik.
Namun, lanjut Bambang, yang saat ini masih menjadi misteri adalah terkait latar belakang keberadaan Kapal Selam milik Jerman tersebut di wilayah perairan Indonesia.
Karena, menurut data yang ada kapal selam tersebut biasanya ditempatkan di perairan Atlantik untuk mencegat kapal pemasok logistik tentara Inggris dalam perang dunia ke II.
"Saat ini (alasan keberadaan U-Boat 168 di Indonesia) masih kita teliti," katanya.