Laporan Yunike Lusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Front Pembela Islam (FPI) memberi tenggat waktu hingga minggu depan kepada pemerintah untuk berani mengusir Australia dari Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Habib Salim Al-Atas, Ketua FPI Jakarta seraya mengatakan jika sampai minggu depan (29/11/2013) pemerintahan tidak siap mengusir Australia, FPI yang akan turun untuk menduduki' Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Dalam pernyataannya, Front Pembela Islam (FPI) mengancam akan mengusir Kedutaan Besar Australia jika pemerintah Republik Indonesia tidak memutuskan hubungan diplomatik dengan negeri Kanguru tersebut.
FPI juga akan mengerahkan ribuan anggota FPI jika pemerintah RI tak kunjung membuat Pemerintah Australia minta maaf hingga pekan depan. Diirnya berjanji akan mengusir paksa Kedubes Autralia.
"Kita kasih sampai minggu depan (Jumat). Kita akan datang dengan ribuan massa bahkan kita akan tarik (Kedubes) ke luar," ancam Habib Selon, panggilan akrab Habib Salim Al-Atas.
Organisasi masyarakat yang melakukan aksi dengan ratusan orang berpakaian dominan putih ini menyatakan bahwa mereka ingin masuk ke dalam Kedutaan Besar Australia dan meminta mereka (Kedubes Autralia) untuk meminta maaf di depan media massa.
"Kita akan masuk ke dalam dan meminta mereka ke luar dan menyatakan permintaan maaf (Kedubes Australia) ke media massa. Setelah minta maaf selesai sudah, tinggal tunggu pemerintah punya putusan," kata Habib Selon.
Dalam aksinya kemarin, FPI juga sempat membakar bendera Australia dengan satu sendal jepit di depan Kedubes Australia.
Mereka juga memasang spanduk yang bertuliskan "STOP WIRING US," yang bertinta merah di atas kain berwarna putih.