TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan KPK melalui Bambang Widjojanto, memberikan penjelasan tentang pemeriksaan Wakil Presiden Boediono terkait kasus Century di radio milik lembaganya, Kanal KPK, menyusul aksi boikot berbagai media terhadap jumpa pers sebelumnya.
"Kami mendalami hal-hal penting yang berkaitan dengan FPJP, pengambilan kebijakan Bank Indonesia yang berkaitan dengan penetapan Bank Century sebagai bank gagal yang ditenggarai berdampak sistemik," kata Bambang dalam siaran radio Kanal KPK yang juga diudarakan melalui pengeras suara di dalam kantor KPK, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Secara terpisah, juru bicara KPK, Johan Budi, menyatakan pihaknya menghargai dan menghormati aksi boikot yang dilakukan para wartawan terhadap jumpa pers pimpinan KPK.
Diberitakan sebelumnya, ratusan awak media berbagai media melakukan aksi boikot terhadap jumpa pers yang digelar oleh pimpinan KPK di kantornya.
Rencananya, pimpinan KPK akan menyampaikan penjelasan kepada wartawan tentang pemeriksaan Wakil Presiden Boediono terkait kasus Century dalam jumpa pers kali ini. Namun, jumpa pers itu batal dilaksanakan karena aksi boikot tersebut.
Boikot itu dilakukan ratusan wartawan menyusul pemeriksaan penyidik KPK terhadap Boediono, yang dilakukan secara "diam-diam" pada Sabtu (23/11/2013) kemarin.
Seorang perwakilan wartawan dengan suara lantang menyampaikan kekecewaannya terhadap pimpinan KPK dalam jumpa pers itu. Ia menyatakan, para wartawan sangat kecewa dengan sikap pimpinan KPK yang bersikap tertutup dan terbilang diam-diam saat penyidiknya memeriksa Boediono di kantor Wapres pada Sabtu (25/11/2013).
"Kami menginginkan pimpinan KPK bersikap setara terhadap semua media dan dalam semua informasi," ujarnya.
Seorang perwakilan wartawan lainnya menambahkan, bahwa pihak KPK semakin tidak transparan dan tidak independen mendekati tahun politik 2014.
Pimpinan KPK kerap menyatakan, semua warga negara sama kedudukannya di depan hukum. Faktanya, pihak KPK justru memberikan "keistimewaan" kepada Boediono saat memeriksanya di kantor Wapres pada akhir pekan kemarin.
"KPK semakin tergerus soal transparansi dan independensinya mendekati tahun politik. Apa bedanya seorang JK dan Boediono, yang beda cuma yang satu darah biru dan yang satu lagi darah kotor," ujar seorang perwakilan wartawan dengan suara lantang.
Ia mempertanyakan maksud dan kepentingan pimpinan KPK "menyembunyikan" pemeriksaan Boediono tersebut.
Setelah menyampaikan aspirasinya, satu per satu awak media meninggalkan ruang jumpa pers.
Sementara, Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Deputi Penindakan KPK Warih Sardono, yang sudah duduk di ruang jumpa pers, terpaksa balik ke ruang kerjanya karena akibat boikot tersebut. Abraham Samad dan Bambang Widjojanto hanya bisa tersenyum menyaksikan insan pers melakukan aksi boikot tersebut.