News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Menyadap

Yusril: SBY Tidak Tegas Atasi Kasus Penyadapan Australia

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT- Ketua Perludem Didik Supriyanto (kiri) dan Pakar Hukum Tata Negara Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra (tengah) dan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar serta Pakar Ilmu Politik Akbar Tandjung sebagai pembicara dalam Dialog Publik dan Media Efektifitas Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden bagi Pendidikan Politik Masyarakat di Falkultas Kedokteran UI, Salemba, Jakarta Pusat, Senin(14/10/2013). (Warta Kota/henry lopulalan)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menilai sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tegas dalam kasus penyadapan Australia. Menurut Yusril, pemulangan Dubes RI untuk Australia bukanlah langkah tegas.

"Presiden harusnya mengambil suatu langkah diplomatik untuk mngatasi masalah. Tapi Presiden tidak ambil langkah yang keras, justru memanggil pulang dubes kita di Australia, bukan usir dubes Australia pulang ke negaranya," kata Yusril di Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Yusril mengatakan penyadapan merupakan pelanggaran. Sebuah negara, kata Yusril, tidak bisa menggunakan fasilitas kedataan untuk melakukan kegiatan mata-mata.

"Walaupun mereka membangun opini yang disadap itu korupsinya dan akan serahkan ke KPK. Kalau itu dilakukan ya kita terimakasih. Pada dasarnya itu tidak bisa menjadi pembenaran untuk lakukan kegiatan mata-mata di negara lain," ungkapnya.

Yusril menegaskan kegiatan diplomatik harus tetap terbuka diketahui banyak pihak. "Jadi salah besar Australia gunakan fasilitas kedutaannya untuk kegiatan mata-mata. Masalah ini serius," ujar Yusril.

Penghentian kerjasama militer yang dilakukan SBY, ujar Yusril juga tidak berdampak. Bila ingin tegas, Yusril menyarankan Indonesia menghentikan kerjasama terkait kepentingan utama Australia yakni imgran gelap.

"Kalau itu diputuskan Australia akan kelabakan. Ini latihan militer engga ada manfaatnya," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini