News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Mogok Nasional

Rencana Mogok Para Dokter Masuk Akal dan Tak Ada Larangan

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah dokter dan mahasiswa Kedokteran se-Makassar yang tergabung dalam Forum Aksi Solidaritas Dokter Makassar Menggugat (FASDMM) melakukan aksi solidaritas menolak kriminalisasi dokter di Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa (26/11/2013). Mereka menolak tindakan kriminalisasi terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG, dr Hendry Simanjuntak SpOG, dan dr Hendy Siagian SpOG atas tindakan medis yang mereka lakukan terhadap pasien yang menyebabkan kematian pada April 2010 lalu di Manado. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Poempida Hidayatulloh mengatakan, rencana para dokter besok akan melakukan “mogok” adalah masuk akal. “Dalam konteks "mogok" seperti yang akan dilakukan oleh para dokter besok, itu memang tidak ada larangannya. Yang jelas, gawat darurat tetap dilayani,” ujarnya saat dihubungi di Gedung DPR, Selasa (26/11/2013), seperti tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com.

Lebih lanjut dirinya menilai, apa yang terjadi pada dr. Ayu itu memang sesuatu yang bisa memberikan preseden sangat buruk pada profesi kedokteran.

“Sikap para dokter ini sangat masuk akal, karena apa yang terjadi pada dr. Ayu itu memang sesuatu yang bisa memberikan preseden sangat buruk pada profesi kedokteran,” katanya.

Ditambahkan Poempida, situasi hukum yang menimpa dr. Ayu ini bisa dijadikan yurisprudensi yang akan membuat profesi dokter akan terjebak dalam suatu dilema dalam melayani pasien. Dari sudut pandang hukum, sebenarnya kasus ini tidak perlu masuk tahap kasasi. Karena yang bersangkutan bebas murni pada tahap pengadilan tinggi.

“Yang bersangkutan pun cukup bertanggung jawab dengan menyantuni keluarga korban untuk waktu yang cukup lama,” jelasnya.

Apabila kemudian para dokter membiarkan situasi seperti ini menjadi yurisprudensi bagi masalah hukum yang melibatkan para dokter ke depan, maka dokter akan kemudian berpotensi tidak mau ambil resiko dalam pelayanan medis.

Padahal, dalam keadaan darurat dokter senantiasa harus mengambil resiko. Akibatnya, lanjut ia, dokter tidak mau ambil resiko karena apabila upaya medisnya gagal dan pasiennya kemudian tewas tidak tertolong, maka dokter sudah dipastikan akan mendapat masalah hukum dan berpotensi terpidana.

Akhirnya dokter hanya mau menangani pasien yang berpotensi pulih/sehat kembali saja. Padahal justeru yang perlu mendapatkan pertolongan-kan yang lebih darurat.

“Upaya yang harus diambil oleh para dokter juga adalah membantu proses peninjauan kembali secara hukum. Karena ini satu-satunya yang dapat membebaskan dr. Ayu,” terangnya.
Gerakan solidaritas ini pun saya pikir dalam rangka mengambil perhatian para penegak hukum untuk memperhatikan proses peninjauan kembali kasus ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini