Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum wafat pada Minggu (1/12/2013) malam, kesehatan mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mulyana Wira kusumah, ternyata sudah menurun sejak lebih dari dua pekan terakhir.
Hal itu, diungkapkan Siti Nurzubaida, istri almarhum. Ia mengatakan, dosen FISIP Universitas Indonesia itu awalnya mengeluhkan daya tubuhnya melemah serta menderita batuk-batuk.
Karena keluhan tersebut, Siti Nurzubaida yang akrab dipanggil Edha itu menuturkan, pihak keluarga memboyong mendiang suaminya itu ke rumah sakit Rumah Sakit Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Di rumah sakit diperiksa, kata dokter paru-parunya ada benjolan. Kami pikir itu kanker," kata Edha, di rumah duka di Komplek Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat, Senin (02/01/2013) dini hari.
Mulyana, sempat menjalani perawatan selama sepuluh hari di rumah sakit itu, hingga akhinya ia diperbolehkan pulang. Namun, karena khawatir dengan benjolan di paru-paru itu, Mulyana kembali dibawa ke Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat.
Saat kembali diperiksa, kata dia, dokter di rumah sakit tersebut tidak menemukan gejala kanker. Setelah dilakukan magnetic resonance imaging (MRI), dokter menemukan penggumpalan pada otak yang mengganggu pencernaan.
Namun, dokter menyarankan Mulyana untuk berobat jalan. Sampai Minggu (1/12) pagi, Mulyana mengeluhkan tubuhnya masih lemah. Edha sempat meminta suaminya itu untuk berangkat ke rumah sakit, tapi Mulyana menolaknya. Ia pun hanya bisa pasrah.
"Kami minta dia ke rumah sakit, tapi almarhum tidak mau. Maunya hari Selasa (3/12/2013) saja, karena jadwal berobat selanjutnya hari Selasa itu," tuturnya.
Tapi, suratan takdir berkata lain. Sekitar pukul 21.20 wib, Mulyana akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya di Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat.
Rencananya, jenazah dimandikan di kediaman keluarga di Jalan Batu Ampar Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Bogor, Jawa Barat.