TRIBUNNEWS.COM JAKARTA –Dipertanyakan benarkah bahwa kondisi mental bangsa ini masih sehat ?, mengingat berbagai keterpurukan negeri ini disebabkan oleh elit yang tidak lagi berorientasi pada kesejahteraan bersama dan kedaulatan Negara sehingga diragukan itikad mereka.
Kemudian kata Prof Dr Toeti Heraty Rooseno dalam Diskusi Panel Serial ke tiga dengan tema “ Logika Dasar Cara Berpikir Kebudayaan Maritim yang diselenggarakan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, Sabtu (7/12/2013) mempertanyakan “ masihkah kita menganut akal sehat dan kewarasan mental ?” dan apa peranan budaya luhur nusantara dalam situasi demikian .
Masih terkait dengan akal sehat dan kewarasan mental Direktur Penerbit Lamalera Bona Beding sempat memperanyakan juga apakah ke depan laut juga akan diprivatisasi ? “ Hal ini bisa saja terjadi mengingat saat ini sudah ada pulau yang dimiliki perorangan, pembangunan resort bahkan pengeboran yang dilakukan pihak asing di laut.”
Laut sendiri menurut Bona sejauh ini merupakan pusat moral bahkan menjadi pusat pendidikan, jika terjadi privatisasi terhadap laut yang kita miliki lalu bagaimana dengan perkembangan akan masa depan generasi kita mendatang.
Bahkan kata Bona, dalam kehidupan orang lamarela di NTT semua kosmologi laut selalu berhubungan dengan ontologis. Karena istilah ikan selalu mereka hayati sebagai hadiah dari Tuhan . Mereka dituntut untuk menjaga keselarasan harmoni antara laud dan darat antara sesame.
Kata Bona, laut bagi orang Lamalera adalah ibu mereka yang melahirkan , membesarkan , melindungi, dan selalu member mereka mereka hidup.
Orang Lamalera menyebut diri mereka bukan sebagai nelayan ,fisherman tapi lebih pada empunya laut, jadi kalau diterjemahkan maknanya ujar Bona, kami yang punya laut. Dimana konsep dibalik etimologi dan semantic kata ini mengandung makna epistomologi .
“Artinya bukan ikan saja yang menjadi fokus dalam kearifan mereka akan tetapi laut dengan dengan seluruh isinya menjadi tanggung jawab mereka. Oleh karena itu orang Lamalera memliki tanggung jawab moral untuk menjaga merawat dan melestarikannya.”