TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menuturkan bahwa sebelum memutuskan untuk menghadiri pemeriksaan KPK sebagai tersangka, sempat terjadi perdebatan di antara keluarga besar Atut apakah akan hadir atau tidak dalam pemeriksaan tersebut.
"Terjadi perdebatan hangat antara keluarga besar, apakah hadir atau tidak (dalam pemeriksaan)," ujar Jajuli, Sabtu (21/12/2013).
Perdebatan tersebut muncul terkait kekhawatiran terjadinya politisasi dalam penanganan kasus Atut sehingga ada perlakuan tidak wajar yang akan diterima Atut, dan menurut Jajuli itu terjadi ketika sang Gubernur ternyata langsung ditahan dalam pemeriksaan perdananya sebagai tersangka.
Menurut Jajuli, tindakan KPK yang langsung menahan Atut merupakan bukti nyata terjadinya politisasi dalam penanganan kasus Atut.
"Padahal selama ini kan Ibu kooperatif," tukasnya.
Sementara itu, Jajuli mengatakan pihak keluarga saat ini masih mengalami shock pascapenahanan Atut. Mereka sangat kecewa dengan perlakuan berbeda yang diterima Atut oleh KPK dibanding tersangka kasus korupsi yang lain.
"Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, mereka kan berbulan-bulan baru ditahan," ujarnya.