News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Jenderal Sutarman Diajarkan Cara Pembukaan Pidato oleh Gus Dur

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Pol Sutarman

TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengawali testimoninya dalam haul ke 4 Gus Dur dengan membaca potongan ayat Alquran yang berisi tentang ketauladanan rasulullah Saw.

Sekitar beberapa detik, Sutarman terdengar fasih melafalkan ayat-ayat yang dibawakannya untuk menjadi pembuka pembicaraannya.

"Ini sudah persis anak buahnya Gus Dur," kata Sutarman di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013) malam.

Kemudian ia pun menyampaikan rasa hormatnya kepada keluarga besar KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serta tamu undangan yang hadir.

Seperti biasa, Sutarman mengawali sambutan atau pidatonya dengan kata-kata 'Marilah kita memuji Keagungan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dan bersyukur atas limpahan rahmat dan karunia yang diberikan kepada kita'

Menurut Sutarman, kata-kata tersebut senantiasa digunakannya untuk membuka pidato setelah sempat mendapatkan koreksi dari Gus Dur.

"Ini juga pendidikan beliau. Dulu setiap pidato saya selalu mengatakan marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Saya dikoreksi waktu itu oleh almarhum. Pak Tarman itu puji dan syukur sudah bisa manjat sendiri, kenapa harus dipanjatkan," cerita Sutarman, yang kemudian disambut tawa para jamaah yang hadir.

Setelah mendapatkan koreksi tersebut, Sutarman tidak lagi menggunakan kata 'panjatkan' dan menggantinya dengan menggunakan kata-kata memuji dan bersyukur kehadirat Allah SWT.

"Ini pelajaran beliau. Jadi saya muridnya, yang saya bawa tadi juga ajaran dari beliau," kata Sutarman kemudian disambut tepuk tangan jamaah.

Setelah itu Sutarman menjelaskan ayat Alquran yang dibacakannya pada saat mengawali testimoninya.

Ayat yang dibacakannya, kata Sutarman, juga merupakan pelajaran dari Gus Dur.

"Satu ayat yang disampaikan tadi bahwa setiap kita berbicara kiblat. Kiblat kita memimpin keluarga, memimpin masyarakat, memimpin negara ini adalah junjunan kita nabi besar Muhammad Saw," ungkap Sutaman.

Apa yang dilakukan Gus Dur semasa hidupnya, ia mencontoh Nabi Muhammad dalam memimpin umat, memimpin keluarga, memimpin negara.

Sehingga, dikatakan Sutarman, kejujuran yang ditampilkan, keberanian yang ditampilkan dan seluruhnya yang ditampilkan Gus Dur adalah mencontoh rasulullah.

Bila sudah mencontoh apa yang sudah perbuatan rasulullah, dikatakan Sutarman tidak akan ada persoalan-persoalan negara seperti saat ini yang menyelimuti Indonesia.

"Kalau kita tauladani, dari aspek apapun kita lakukan mungkin tidak akan terjadi persoalan-persoalan yang berkembang saat ini, yang menimbulkan persoalan bangsa yang dialami bangsa saat ini," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini