TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah terus menuai reaksi masyarakat Banten. Tidak hanya Atut yang tersorot, bahkan dinastinya pun ikut membentot spekulasi masyarakat, atas dugaan kejahatan rasuah tersebut.
Seperti survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia, Minggu (5/1/2014). Tercatat, 77, 1 persen warga Banten menilai pemerintah Provinsi Banten tidak bersih dari korupsi dan suap.
"Jika kami jumlahkan total warga yang menilai pemerintah Banten tidak bersih dari korupsi dan suap itu ada 77,1 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi di Cikini dalam survei bertajuk -Shadow State: Evaluasi Ralyat Banten Atas Mandat Gubernur Ratu Atut Chosiyah-
Sementara, warga Banten yang menilai pemerintahnya bersih dari korupsi dan suap, hanya berjumlah 14,4 persen.
Dijelaskan Murtadi, dinasti Atut juga dalam beberapa tahun terakhir terus melebarkan sayapnya. Seiring dengan itu, korupsi di Banten juga terus meluas hingga ke seluruh sendi pemerintahan di Banten.
"Hampir separuh warga menyebut sebagian besar, bahkan ada yang menyebut hampir semua pegawai dan pejabat Banten melakukan korupsi atau menerima suap. Cuma 2,6 persen yang mengatakan hampir tidak ada korupsi dan suap di pemerintah Banten," kata Murtadi.
Dijelaskan Murtadi, survei pihaknya ini dilakukan pada 22-29 Desember 2013 lalu. Sampel diambil dari 400 responden secara acak yang memiliki hak pada pemilu. Seluruhnya merupakan warga yang tersebar di seluruh Kabupaten atau Kota Banten dengan margin error 5 persen.
Edwin Firdaus