Tribunnews.com, Surabaya - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar disebut sempat meminta dana pengamanan hasil Pemilihan Gubernur Jawa Timur sebesar Rp 10 miliar kepada pasangan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Permintaan itu disampaikan melalui Ketua DPD Golkar Jatim, Zainudin Amali, sehari sebelum Akil ditangkap KPK pada 2 Oktober 2013 lalu. Zainuddin adalah anggota tim sukses (timses) Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Menurut Zainudin, jika dana tersebut tidak disediakan, maka pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf terancam kalah dalam gugatan sengketa hasil Pilgub Jatim di MK melawan pasangan Khofifah Indar Parawansah-Herman S Sumawiredja beberapa waktu lalu.
"Permintaan itu disampaikan kepada Soekarwo melalui saya, tapi saat itu Soekarwo menolak karena dia yakin fakta hukum menunjukkan dia menang," kata Zainudin, Minggu (12/1/2014).
Sebagai salah satu partai pendukung Soekarwo-Saifullah Yusuf dalam Pilgub Jatim 2013, dia merasa memiliki kewajiban menyampaikan informasi sekecil apapun untuk kemenangan pasangannya, termasuk pesan dari rekannya sesama politisi partai Golkar itu.
"Saya juga sudah diperiksa KPK soal itu, saya serahkan sepenuhnya ke KPK, dan yang pasti tidak ada aliran dana ke Akil," tegasnya.
Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf menang dalam Pilgub Jatim dengan memperoleh 8.195.816 suara atau 47,25 persen. Sementara pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja meraih suara 6.525.015 suara atau 37,62 persen.
Khofifah menggugat hasil Pilgub Jatim karena dinilai ada upaya sistematis yang didukung KPU Jatim dan berbagai program Pemprov Jatim untuk memenangkan pasangan petahana.