TRIBUNNEWS.COM - Gede Pasek Suardika, mantan politisi Partai Demokrat yang baru dipecat sebagai anggota DPR, mengaku sedang memikirkan dengan serius tuduhan pelanggaran kode etik dan pakta integritas yang ditimpakan kepadanya.
"Menuduh pelanggaran kode etik tanpa sebutkan kode etik yang dilanggar, dan langsung PAW, itu sama dengan ilegal abuse of power, dan mirip dengan zaman orde baru dulu. Sikat dulu, alasan belakangan," tulis Pasek di akun twitter pribadinya, Jumat (17/1/2014) malam.
Pasek juga menyebut Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan, sebagai orang yang belum pantas mengelola partai sebesar Partai Demokrat.
"Melihat surat PAW itu, saya jadi ingat statement nakal saya dulu soal 'punya SIM C kok bawa bus malam'. Itu otokritik karena ketua harian yang serampangan mengelola partai sebesar PD. Seperti manajer perusahaan keluarga saja," kata Pasek.
Pasek mengaku heran, entah kenapa Syarief Hasan begitu benci kepadanya. Sejak KLB Partai Demokrat di Bali tahun 2013 lalu, kata Pasek, Syarief Hasan terus berusaha mendongkel dirinya.
"Mencopot saya sebagai Ketua Komisi III DPR, menggeser dari Komisi III, dia datang ke fraksi agar saya segera pindah, sehingga kalau ada momentum melemahkan saya, seperti obat kuat baginya. Padahal tidak ada gesekan politik dengan saya secara langsung," ujar Pasek.