News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buku SBY

SBY akan Tulis 'Memoar Politik' Setelah tak Jadi Presiden

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan dalam acara peluncuran bukunya yang berjudul Selalu Ada Pilihan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2014). Buku yang ditulis langsung oleh SBY tersebut mengisahkan tentang 8 tahun kepemimpinannya sebagai Presiden RI. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Tribunnews,com, JAKARTA- Setelah meluncurkan buku berjudul "Selalu Ada Pilihan", Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan kembali menulis buku mengenai "Memoar Politik."

Dikatakan SBY, "Memoar Politik" akan ditulis setelah dirinya merampungkan tugas sejarah, saat tidak lagi menjabat sebagai Presiden.

"Memoar itu akan saya tulis, insya Allah setelah saya merampungkan tugas sejarah nanti, setelah saya tidak lagi menjadi pemimpin di negeri ini," ungkap SBY, saat meluncurkan bukunya yang berjudul "Selalu Ada Pilihan" di Jakarta Convention Center, Jumat (17/1/2014).

Kembali ke Buku yang diluncurkan hari ini, yakini "Selalu Ada Pilihan", SBY mengisahkan pembuatan buku setebal 824 halaman tersebut tak lepas dari pengalaman awal tahun 2009 lalu, saat berbincang ringan dengan teman-temannya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Saat itu, teman-teman meminat SBY menulis buku, agar rakyat Indonesia mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dan apa saja yang dipikirkan Presiden dan lakukan untuk masyarakat.

"Itu awal tahun 2009. Mereka katakan agar rakyat kita tahu. Kata teman-teman, sebagian besar rakyat tidak tahu apa kebijakan dan yang dilakukan oleh pemerintah serta pemimpinnya," ujarnya.

Namun, setelah melewati debat, saat itu SBY tetap tidak setuju dengan usulan tersebut. "Mereka mengatakan, saya salah dan bisa merugi, karena begitu banyak kritik, cemooh dan hujan dari berbagai kalangan. Lantas saya biarkan tanpa saya memberikan hak jawab yang saya miliki," kenang SBY.

Bahkan, kata SBY, teman-temannya mengatakan, kalau dirinya berminat untuk maju kembali sebagai Calon Presiden pada Pemilu 2009 lalu, dirinya bisa kalah. "Itu bacaan mereka. Meskipun saya punya bacaan sendiri, bacaan yang berbeda," tegas SBY.

Lebih lanjut SBY jelaskan, tiga setengah tahun kemudian, dari awal 2009--artinya akhir 2012 lalu, dirinya mengingat kembali yang disampaikan teman-temannya tadi. Bahwa sebaiknya SBY bisa menyampaikan sesuatu kepada rakyat Indonesia melalui buku.

Sejak itu, menurut SBY, dirinya memutuskan untuk mulai mempersiapkan buku yang kini diberi judul "Selalu Ada Pilihan."

"Tentu dengan mengorbankan waktu senggang saya yang juga amat terbatas," tuturnya.

Lebih lanjut SBY juga menjelaskan kepada siapa buku setebal 824 halaman ini didedikasikan. Dedikasi khusus ditujukan Presiden kepada para pencinta demokrasi dan para pemimpin Indonesia mendatang.

"Secara khusus buku ini sungguh saya presentasikan, saya persembahkan kepada para pencinta demokrasi dan para pemimpin Indonesia mendatang," ungkap SBY dalam sambutannya.

Kata dia, hal ini bisa dilihat dalam judul kecil buku ini "untuk pencinta demokrasi dan para pemimpin Indonesia Mendatang."

Lebih lanjut untuk para sahabat pencinta demokrasi, SBY katakan, dirinya lebih banyak bertutur dan berbagi cerita tentang keadaan negara Indonesia dewasa ini, tentang demokrasi Indonesia saat ini. Baik itu berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan maupun yang menyangkut permasalahan yang dihadapi.

"Semua itu saya tulis dalam kapasitas saya sebagai seorang pelaku sejarah, serta pelaku politik dan demokrasi. Bukan pandangan seorang ahli politik dan ahli demokrasi," tegasnya.

Sementara pada bagian lain, disampaikan SBY untuk para anak bangsa yang bercita-cita menjadi pemimpin di negeri ini. Termasuk menjadi seorang Presiden.

"Saya senang, saya bersyukur kepada Allah, banyak putera-puteri bangsa yang ingin menjadi pemimpin. Termasuk ingin menjadi Presiden. Bayangkan kalau tidak ada yang mau, tidak ada yang bersedia," ucapnya.

Lebih lanjut kepada mereka yang berkeinginan untuk menjadi pemimpin di negeri ini, SBY juga ingin berbagi dalam buku "Selalu Ada Pilihan"--bukan untuk mengajari apalagi menggurui.

Berbagi tentang apa? Yakni berbagi mengenai suka, duka dan pahit-manis menjadi seorang Pemimpin di negeri ini, di era transisi demokrasi sekarang ini. Pun tentang serba-serbi dan lika-liku perjuangan dalam proses demokrasi. Khususnya dua kali mengikuti Pemilihan presiden.

"Pengetahuan dan pengalaman yang saya bagikan di buku ini, mungkin relevan dan berguna bagi yang membacanya. Atau mungkin juga tidak relevan dan tidak berguna," tuturnya.

Di bagian akhir, dari buku ini, imbuh SBY, sebenarnya tiada lain adalah sebuah doa dan harapan kepada pemimpin Indonesia mendatang. Utamanya para Presiden Indonesia mendatang.
(Andri Malau)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini