TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika, menyindir Pramono Edhi Wibowo sebagai politisi yang jauh lebih hebat dari dirinya.
Sindiran itu disampaikan Gede Pasek lewat kicauan di akun twitternya, Kamis (23/1/2014), menanggapai tudingan Pramono yang menyebut dirinya sebagai orang yang tidak tahu terima kasih.
"Bapak Pramono memang jauh lebih hebat dari saya yang datang dari kampung," kata Pasek.
"Begitu pensiun langsung jadi Dewan Pembina dan langsung jadi capres konvensi. Beda bumi langit dengan saya. Saya memulai karier dari kampung. Saya jadi tim kampanye SBY-JK di Bali saat Ibu Mega jadi Presiden, basisnya PDIP. Lalu merangkak jadi pengurus DPD, lalu ke DPP, dan dicopot. Jadi saya tahu diri soal itu," kata Pasek.
Tapi karena dirinya dipecat sebagai anggota DPR sangat mengingkari prinsip demokrasi, aturan, prosedur, dan hanya karena marah, maka menurut Gede Pasek dirinya hanya mau meluruskan penyimpangan yang terjadi.
"PAW itu sangat melabrak aturan. Silakan Pak Pramono baca pasal 214 ayat 1 dengan penjelasannya UU No 27 tahun 2009. Baca Kode Etik dan Pedoman Kode Etik PD yang ditandatangani Pak SBY dan Pak Amir saat jadi Ketua dan Sekretaris Dewan Kehormatan, AD/ART. Juga pasal 32, 33 UU Parpol," kata Pasek.
Dengan membaca semua UU dan aturan itu, kata Pasek, Pramono Edhie Wibowo bisa lebih enak kalau menuduh dirinya sebagai orang yang tidak tahu terima kasih, dan tuduhan itu bisa menjadi ada dasarnya.
Sebelumnya diberitakan mengenai Pramono Edhi Wibowo yang menuding Gede Pasek sebagai orang yang tidak tahu berterimakasih. Sebab menurut Pramono, Pasek dapat menjadi anggota DPR karena Jero Wacik.
"Pak Jero Wacik masa dikatain sengkuni, gimana perasaannya, tidak ada terimakasih malah menjelekkan," kata Pramono.
Jenderal Bintang Empat itu kemudian menceritakan bahwa Pasek dalam pemilihan legislatif sebernarnya tidak menjadi anggota DPR karena suara yang kurang. Anggota DPR terpilih dari Dapil Bali adalah Jero Wacik. "Pak Jero kemudian diangkat menjadi menteri, lalu kosong ada PAW (Pergantian Antar Waktu)," katanya.
Pramono mengungkapkan Jero adalah orang yang menyarankan agar Pasek menjadi anggota DPR menggantikan dirinya. "Ini Pak Jero yang menyarankan Pasek," kata adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Menjawab tudingan itu, Gede Pasek Suardika mengatakan, "Saya jadi anggota DPR RI lewat PAW bukan karena ditunjuk Jero Wacik, tapi karena perolehan suara terbanyak berikutnya adalah saya."
"Karena UU lah saya harus jalankan amanat rakyat di DPR," imbuhnya.