News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Akil Mochtar Ditangkap KPK

KPK Telusuri Pengakuan Chairun Nisa Soal Setoran Idrus Marham ke Akil

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor KPK, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2013). Idrus diperiksa terkait dugaan suap pengurusan sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan Ketua MK, Akil Mochtar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut segera menindaklanjuti pengakuan Legislator Partai Golkar, Chairun Nisa mengenai pemberian uang Rp 2 miliar dari Sekjen Partai Golkar Idrus Marham kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Saat ini, diakui pihak KPK, sedang mengumpulkan bukti untuk mendukung pengakuan mantan Bendahara MUI tersebut.

"Setiap informasi baik dari tersangaka maupun saksi tentu akan dilakukan validasi sejauh mana informasi tersebut didukung bukti atau fakta yang kemudian bisa disimpulkan bahwa keterangan itu benar atau tidak," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, Jumat (24/1/2014).

Mengacu pengakuan Chairun Nisa, Idrus menyetorkan dana Rp 2 miliar kepada Akil terkait sengketa Pilkada Palangkaraya. Tujuannya agar MK bisa menetapkan kemenangan pasangan walikota incumbent, Riban Satria dan Mofit Saftono Subagio.

Johan menjelaskan, KPK belum bisa menyimpulkan validitas informasi yang diungkap Chairun Nisa. KPK, kata Johan, juga belum membuka penyelidikan baru terkait dugaan suap penanganan sengketa Pilkada Palangkaraya di MK.

"Sejauh ini belum ada penyelidikan untuk sengketa Pilkada di Palangkaraya," kata Johan.

Meski begitu, KPK tidak akan mengabaikan pengakuan Chairun Nisa yang disampaikan di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor. Johan memastikan, penyidik akan bergerak apabila sudah ditemukan dua alat bukti yang cukup.

"Untuk sekarang Informasi itu akan ditelusuri dulu, benar atau tidak," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini