TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan elite Demokrat terhadap peserta konvensi Capres Partai Demokrat dilaporkan terpecah. Di kubu Pramono Edhie Wibowo, disebutkan sejumlah nama beken menghias tim sukses. Ada Edhi Baskoro Yudhoyono yang juga Sekjen Partai Demokrat dan keponakan Pramono. Selain Ibas, ada nama Ruhut Sitompul.
Di kubu Gita Wirjawan ada ketua DPP Partai Demokrat Kastorius Sinaga. Di kubu Dahlan Iskan ada Sekretaris Majelis Kehormatan Partai Demokrat TB Silalahi. Di kubu Anis Baswedan sinyal dukungan seringkali ditiupkan Wasekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.
Pengamat Politik Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Toto Sugiarto mengatakan bahwa terbelahnya dukungan elite terhadap peserta konvensi menunjukkan Demokat sedang panik.
"Mereka berada di ujung kehidupan politiknya. Berbagai survei memperlihatkan kehancuran partai penguasa tersebut. Elite-elite Demokrat sedang menyelamatkan diri masing masing dengan mendukung tokoh yang dipercaya paling berpotensi untuk menang," kata Toto.
Berbeda dari peserta konvensi yang lain, mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku 'kere' dan tidak mendapat satu pun dukungan dari elite-elite Partai Demokrat.
Pengamat politik, Adilsyah Lubis, Dino tidak mendapat dukungan dari elite-eliet Partai Demokrat karena memang dipandang sebelah mata dan 'kere' atau bokek, tidak punya kekuatan logistik seperti peserta konvensi lainnya.
Meski demikian, dosen di Universitas Trisakti, Jakarta ini melihat bukan berarti Dino kehilangan kesempatan memenangkan pertarungan dalam konvensi, peluangnya tetap terbuka lebar mengalahkan peserta lainnya.
Syaratnya, kata Adilsyah, proses jalannya konvensi itu dilangsungkan secara jujur, terutama survei yang digelar oleh panitia konvensi sebagai bahan atau pertimbangan untuk menetapkan capres dari Partai Demokrat.