TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gunung Sinabung yang kembali bererupsi sejak empat bulan lalu telah membuat kunjungan wisatawan ke kabupaten Karo, Sumatera Utara terus menurun. Padahal tidak semua wilayah Kabupaten Karo terkena dampak erupsi gunung tersebut.
Sekretaris Jendral Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ukus Kuswara, dalam konfrensi pers di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Pusat, Rabu (05/02/2014), mengatakan penurunan jumlah wisatawan itu tak lain karena informasi yang diterima masyarakat kurang tepat.
"Selain lokasi kita harus membangun image (presepsi) keseimbangan informasi, jangan sampai bencana menghancurkan image kita," katanya.
Ia menyebutkan di Kabupaten Karo tingkat hunian hotel sebelum erupsi untuk hotel kelas bintang mencapai 45,75 persen, saat ini hanya 23,73 persen. Sedangkan untuk kelas melati tingkat huniannya sebelum bencana mencapai 61,24 persen, sedangkan saat ini hanya mencapai 18,60 persen.
Untuk wilayah Sumatera Utara pada tahun 2013 rata-rata kunjungannya perbulannya mencapai 439.068 orang, sejak bencana jumlah tersebut menurun hingga 383.197 orang.
Penurunan jumlah wisatawan tidak hanya terjadi di kabupaten Karo, akan tetapi juga terjadi di wilayah lainnya di Sumatera Utara. Ukas menyebutkan sejak terjadinya erupsi Gunung Sinabung, jumlah wisatawan yang mengunjungi Danau Toba di Kabupaten Samosir menurun, padahal wilayah itu termasuk aman.
"Persoalannya karena ada presepsi, seolah kejadian Sinabung ini sama dengan objek wisata lain di Sumatera Utara," katanya.