TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman memberikan perhatian khusus dalam menghadapi ancaman teror. Khususnya anggota Brimob yang melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku teror.
Sutarman mengatakan, sel-sel terorisme yang hidup di berbagai daerah, merupakan tantangan khusus bagi Polri untuk mencegah sekaligus menegakkan hukum terhadap pelaku-pelakunya.
"Anggota kita telah banyak yang gugur untuk menghadapi terorisme di beberapa tempat, sehingga perlu perhatian khusus yang dilakukan personel-personel kita, khususnya personel Brimob dalam menghadapi kejahatan dan kekerasan yang berdampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Sutarman saat melantik pejabat tinggi Polri di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2014).
Selain teroris, kejahatan trans nasional lainnya yang harus menjadi perhatian Polri adalah kejahatan cyber. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiĀ menyebabkan perkembangan kejahatan cyber di Indonesia sangat pesat. Hal tersebut mengakibatkan berbagai kerusakan situs-situs milik pemerintah maupun swasta yang berakibat terganggunya komunikasi dan dinamikan hubungan antarserver ataupun antarinstitusi.
"Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk melacak sekaligus untuk menegakan hukum terhadap cyber crime," katanya.
Kejahatan narkotika pun menjadi perhatian Kapolri. Narkoba bisa masuk melalui pelabuhan-pelabuhan resmi maupun ilegal. Tingginya angka kejahatan narkotika berdampak terhadap generasi bangsa Indonesia, bukan hanya generasi muda tetapi generasi Indonesia secara keseluruhan.
"Semuanya hampir tercemar oleh narkotika ini, semuanya harus menjadi tanggungjawab Polri untuk mencegah masuknya barang-barang ilegal, masuknya narkoba ke Indonesia dan sekaligus melakukan penegakan hukum selain kejahatan-kejahatan lintas negara lain yang akan berdampak terhadap Kamtibmas yang perlu penanganan secara khusus," ungkapnya.