TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, mengatakan pihaknya akan menggelar simulasi pengamanan Pemilu di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Selasa (11/2/2014).
Direncanakan simulasi dilakukan mulai pukul 09.00 ‎sampai 11.00.
"Simulasi akan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan pasca Pemilu 2014 mendatang di KPU," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/2/2014).
Menurutnya skenario simulasi ini dilakukan saat KPU usai menggelar sidang pleno dan membacakan hasil pleno berupa hasil penghitungan suara. "Saat itu diskenariokan ada pihak-pihak yang tidak puas," katanya.
Ia menjelaskan pada pukul 09.00 diskenariokan adanya pembacaan surat hasil pengitungan suara secara nasional.
"Nanti disitu, surat akan dibacakan komisioner KPU," ungkap Rikwanto.
Selain petugas KPU, prosesi pembacaan hasil hitungan suara juga dihadiri perwakilan partai politik. Sembari dibacakan, hasil hitungan suara akan ditayangkan melalui layar lebar atau monitor di halaman KPU.
"Kemudian, setelah pembacaan hitungan suara selesai dibacakan ada beberapa pihak yang tidak puas dan protes. Mereka protes mulai dari mengeluarkan kata-kata kasar, melempar dengan benda di sekitar, sampai berusaha menyerang petugas dan komisioner KPU ke ruang sidang pleno," tandas Rikwanto.
Saat situasi memanas, anggota kepolisian berusaha membuat suasana tetap kondusif. "Jika tidak bisa, akan diambil tindakan tegas. Yakni, mengamankan komisioner dan petugas KPU. Mereka kami bawa dan amankan ke safe room atau ruang aman," katanya.
Setelah itu, kata Rikwanto, polisi mengamankan para pembuat rusuh. "Yang akan diambil orang yang memprovokasi lalu dibawa dengan mobil ke Polda Metro Jaya," ujarnya.
Setelah situasi kondusif, kata Rikwanto, barulah petugas KPU dikeluarkan. "Dan sidang pembacaan hasil Pemilu dilanjutkan kembali," katanya.
Selama simulasi berjalan, Rikwanto memastikan tidak ada penutupan jalan di sepanjang jalan Imam Bonjol. "Namun di depan kantor KPU, arus lalu lintas akan sedikit melambat karena kanan kiri ruas jalan akan digunakan sebagai parkir kendaraan yang ikut simulasi," katanya.
Selama simulasi ini, tambahnya, juga tidak digunakan water canon dan Baracuda seperti saat simulasi di Bawaslu. "Tapi dalam pengamanan sesungguhnya nanti, water canon dan baracuda tetap kami siagakan," katanya.
Selama simulasi, kata Rikwanto, pengunjuk rasa juga diupayakan tidak sampai memakan badan jalan karena jumlah massa tidak sebesar saat simulasi di depan Bawaslu.
Menurutnya jumlah personel polisi yang diturunkan dalam simulasi ini antara 300 sampai 400 orang. "Mereka berperan sebagai massa yang protes, pendukung partai dan petugas yang melakukan pengamanan," katanya.(bum)