TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pramono Edhie Wibowo, salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, menegaskan pentingnya menjaga kedaulatan, kewibawaan, dan kehormatan bangsa dan negara dalam melaksanakan hubungan bertetangga antarnegara.
Pernyataan Edhie tersebut terkait dengan beberapa aksi dan reaksi yang dilakukan negara tetangga terhadap beberapa kejadian pekan lalu, seperti protes Singapura terhadap penamaan KRI Harun Usman, dugaan pembakaran dan perampokan kapal nelayan asal Merauke oleh tentara Papua New Guinea, dan pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia.
"Kita wajib menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia, khususnya negara tetangga. Untuk dapat melindungi keutuhan wilayah dan keamanan warga negaranya, Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga," jelas Edhie dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Lebih jauh Edhie menyatakan jangan sampai negara kita dianggap terlalu kompromi dan permisif atas konflik yang terjadi dengan negara tetangga, dan akhirnya merugikan bangsa dan negara kita sendiri.
"Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik," tegas Edhie.
Seperti diketahui, selain protes Pemerintah Singapura terhadap penamaan KRI Harun Usman, pekan lalu juga marak diberitakan bahwa tentara Papua New Guinea membakar kapal milik nelayan asal Merauke, Papua, dengan tuduhan melanggar lintas batas. Selain itu juga dikabarkan bahwa Pemerintah Australia menghalau imigran gelap asal Timur Tengah yang masuk ke wilayahnya ke wilayah Indonesia.
Edhie menyatakan menurut pengalamanya sebagai militer selama 33 tahun dan 3 bulan, konflik justru kerap terjadi antarnegara tetangga.
"Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan," kata Edhie.
"Mari kita bicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak," lanjut Edhie.
Diakhir pernyataanya Edhie menyatakan agar investigasi dilakukan dan kemudian bersikap tegas jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran dalam hubungan antarnegara tetangga di kemudian hari. (aco)