Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil rekaman percakapan antara Dirut PT Parna Raya, Artha Meris Simbolon dan Deviardi, pelatih golf Rudi Rubiandini yang dibuka Jaksa KPK, juga sering menyebut nama Popi dari SKK Migas.
Meris dan Deviardi alias Ardi membicarakan permohonan perusaah Parna Raya Grup, PT Kaltim Parna Industri terkait harga gas. Nama Popy disebut ketika Meris dan Ardi membahas pertemuan untuk menindaklanjuti permohonan formulasi harga gas.
"Hari Rabu ya Meris, ketemu bapak, Pak Popi di Pantai Indah ya sekalian kita buka bersama, sekalian golf," kata Ardi dalam percakapan yang rekamannya diputar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Setelah itu Meris meminta waktu bertemu Ardi untuk menyerahkan dokumen terkait permohonan perusahaannya.
"Saya sekarang mengarahkan kita hari Rabu supaya kita clear kan smuanya,kan ada Popy semuanya itu, disitu kita ngomong smuanya," kata Ardi.
Dalam percakapan itu, Meris juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Popi.
"Saya bilangin Pak Popi hari Rabu tolong dibawa drafnya," ujarnya.
"Rabu Pak Popi bawa draf surat dari SKK, tapi Meris juga bawa draf surat..., supaya Pak Popi bisa dapat dukungan," sambung Meris.
Selain itu Jaksa KPK juga memutar percakapan singkat antara Meris dan Popi.
"Iya Pak Popi, kami sudah di depan kantor bapak. Turun ya pak, terima kasih bapak," kata Meris.
Lagi- lagi Meris membantah suara perempuan yang ada dalam rekaman adalah dirinya. Soal percakapan ini termasuk identitas Popi yang disebut, majelis hakim ataupun jaksa tidak mengoreknya. Namun KPK dan pengadilan pernah memanggil saksi bernama Popi Ahmad Nafis dari SKK Migas.