TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) pada Rabu (12/2/2014) kemarin, sekitar pukul 08.30 WIB usai memotong tumpeng dan mendoakan istrinya Ibu Mufidah Jusuf Kalla yang hari itu berulang tahun, langsung bergegas naik ke mobil menuju Bandara Halim Perdana Kusuma.
Staf Khusus JK, Egy Massadiah, saat itu berada di rumah JK menyaksikan sendiri bagaimana di tengah syukuran sederhana ulang tahun istrinya, JK pamit untuk terbang ke Malang dan selanjutnya memimpin apel siaga antisipasi sekiranya Gunung Kelud Beraksi.
"Kita tidak menginginkan bencana, tapi kita harus siap," ujar JK pagi itu seperti diceritakan Egy kepada Tribunnews.com, Jumat (14/2/2014).
Dan sebagaimana kita ketahui bersama semalam pukul 22.50 Gunung Kelud pun meletus. Sejumlah persiapan dan antisipasi sudah dilakukan JK, memimpin apel siaga PMI Jawa Timur, termasuk mengirim mobil Hagglun PMI lebih cepat, itulah feeling seorang tokoh kemanusiaan. Mobil Tahan Api sudah Standby di Gunung Kelud.
Di Kediri JK memantau langsung kesiapan menghadapi bencana letusan Gunung Kelud di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, yang saat ini statusnya naik menjadi siaga, Rabu (12/2/2014), lalu.
Jusuf Kalla yang mengenakan kemeja putih seragam PMI menegaskan bahwa persiapan menghadapi bencana sangat penting dilakukan, jangan sampai bencana terjadi baru melakukan langkah penanganan.
“Kami tidak mau dikatakan terlambat, jadi sebelum terjadi sudah disiapkan,” ujarnya ketika menghadiri apel kesiapsiagaan menghadapi bencana letusan Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
“Kita tidak menghendaki terjadinya bencana. Tapi bila terjadi kita harus siap menghadapi,” tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, ia memantau segala kesiapan, seperti air, tempat penampungan, kamar mandi atau WC, serta makanan. “Kita siapkan air, dapur umum, dan tempat pengungsian,” tukasnya.
Pada kunjungannya kali itu, JK juga memeriksa kesiapan peralatan PMI untuk air bersih, ambulance, hingga motor trail untuk menembus medan berat.
Untuk memberikan pertolongan secara sigap, PMI menurunkan 500 orang relawan yang berasal dari Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Blitar, serta Kabupaten dan Kota Malang.
JK dengan tegas mengingatkan agar warga mematuhi petunjuk pemerintah misalnya dilarang naik ke lereng apalagi mendekati puncak kawah Gunung Kelud tak terkecuali bagi pendaki dan wisatawan. "Jika mengikuti aturan, Insya Allah aman," tandasnya.
PMI memperkirakan jumlah warga yang bisa mengungsi bila terjadi bencana erupsi mencapai 60 ribu jiwa yang berasal dari 4 kecamatan.
Sesuai arahan JK, PMI telah menyiapakan 8 unit tangki air, 2 set peralatan Water Sanitasi (Watsan), 10 truk evakusai, 2 mobil Hagglunds, 20 ambulance dari PMI Cabang Kediri, Blitar dan Malang.
Kemudian 10 tenda lapangan untuk pengungsi, 5 mobil dapur umum, motor trail untuk evakuasi daerah yang sulit dijangkau mobil, 12 set peralatan evakuasi yang terdiri dari sepatu, baju, dan helm anti panas, masker anti racun, dan sarung tangan.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan status Gunung Kelud dari waspada menjadi siaga terhitung sejak Senin (10/2) pukul 16.00 WIB.