TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan aksi tanggap darurat untuk korban bencana erupsi Gunung Kelud.
Saat ini Ditjen Cipta Karya terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), serta Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPPD) Jawa Timur untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana erupsi Gunung Kelud.
"Untuk penanggulangan tanggap darurat korban erupsi Gunung Kelud, pada hari ini, Ditjen Cipta Karya akan mengirimkan kebutuhan para pengungsi di sejumlah wilayah dari Depo Surabaya," kata Sekretaris Ditjen Cipta Karya, Dadan Krisnandar.
Bantuan berupa 2 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 2 unit Truck Angkut, 25 unit WC Knockdown, dan 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter.
Untuk mendukung tanggap darurat erupsi Gunung Kelud, Ditjen Cipta Karya juga menyiapkan beberapa kebutuhan tanggap darurat yang sudah tersedia di Depo Surabaya, yaitu 120 unit Pengolah Air Cepat (PAC), 100 unit HU kapasitas 2.000 liter, 50 unit HU kapasitas 1.000 liter, 1 unit Pompa Alcon, 1 seat 50 unit WC Knockdown, 100 unit Tenda Hunian Darurat (THD), 1 unit Genset 5.000 watt, dan 2 unit Genset 2.000 watt.
Berdasarkan data dari BNPB, erupsi Gunung Kelud mengakibatkan penduduk pada radius 10 km mengungsi. Jumlah penduduk terdampak sekitar 201.228 jiwa (58.341 KK) yang berasal dari 35 desa, 9 kecamatan, 3 kabupaten, yaitu Kabuaten Kediri sebanyak 58.842 jiwa (17.134 KK), Kabupaten Blitar 96.843 jiwa (28.003 KK), dan Kabupaten Malang 45.543 (13.204 KK).
Hujan abu vulkanik Gunung Kelud telah menyebar ke beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kota Surabaya, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, dan sekitarnya. Abu vulkanik juga dirasakan hingga Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sekitarnya.