TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri mengatakan DPR hanya menjadikan kasus dana talangan (bail out) Bank Century sebagai panggung politik. Menurut Faisal, DPR tidak cukup niat menuntaskan kasus yang tersebut.
"Coba deh kalau nggak ada Century panggungnya apalagi. Karya mereka nggak punya, undang-undang jelek, memperjuangkan rakyat nggak. Jadi apalagi yang bisa mereka jual gagasan kepada rakyat," ujar Faisal di Warung Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Sabtu (15/2/2014).
Bukti ketidaksungguhan DPR tersebut, kata Faisal, saat Faisal memberikan usulan ketika bersaksi di DPR agar DPT melakukan audit forensik. Audit forensik, lanjut dia, terbukti berhasil saat pengusutan kasus Bank Bali yakni mengalir ke Akbar Tandjung.
"Tapi DPR tidak ingin juga melakukan audit forensik. Jadi DPR juga nggak mau tuntas," kata Faisal yang pernah mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2013-2018.
Lebih lanjut Faisal pun mengatakan bahwa kasus Century sengaja kembali digulirkan untuk menyerat Presiden SBY dan kroni-kroninya.
"Jadi target akhirnya SBY karena konstruksinya Boediono menjual kasus Century ini kemudian jadi Wapres. Pak Boediono jadi Wapres maharnya kasus century ini dan uang yang dialirkan ke Century sebagian dialirkan ke Demokrat. Jadi Century adalah wadah atau sumber untuk mengalirkan dana ke Demokrat atau SBY. Itu kan ada Pilpres dan Pileg," ungkapnya.