TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, masih awas meski aktivitas vulkaniknya sudah mulai menurun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan radius 10 kilometer dari gunung api itu masih harus dikosongkan.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, ia mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya semburan asap berwarna putih abu-abu setinggi 3000 meter dari Gunung Kelud pada pukul 06.00 WIB.
PVMBG juga masih mencatat adanya tremor hembusan beramplitudo satu hingga 2,5 milimeter dan tekanan sedang masih terjadi di bawah kubah lava. Diyakini, erupsi Kelud belum akan memicu aktivitas vulkanik dari gunung berapi lainnya.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiĀ (PVMBG) Cemoro Lawang aktivitas Gunung Bromo tidak mengalami perubahan pasca meledaknya Gunung Kelud di Kediri, Kamis (13/2/2014).
Selama seminggu terakhir, tremor atau getaran terus menerus di Bromo dengan Aplitudo Maksimal (Amak) masih sekitar 0,5 sampai 1 milimeter. "Masih sama, statusnya masih waspada, tidak berubah. Termor sekitar 0,5 milimeter sampai 1 milimeter," ujar Petugas Jaga Pos Pemantau PMVBG Gunung Bromo, Poniman, Sabtu (15/2/2014) siang.
Suhu udara di sekitar Bromo berkisar 12 derajat celcius dan mengeluarkan asap putih tipis bertekanan lemah dengan tinggi asap 50 dpl. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap bulan Februari Gunung Bromo diterjang angin kencang.
"Sudah hampir satu minggu ini seperti ini. Angginnya kencang sekali, bikin sepi," kata penjual kaos tangan, Sobari. Rahadian Bagus/Surya/Tribun Jogja