TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang lebih memilih pergi ke Blitar bersama para petinggi PDI Perjuangan saat hari kerja kembali menuai kritikan. Warga Jakarta seharusnya mempertanyakan komitmen Jokowi dalam mengurus Jakarta karena lebih mengutamakan agenda partainya.
Pengamat politik yang juga aktivis, Fadjroel Rachman, mengatakan seharusnya Jokowi sebagai pejabat publik diingatkan akan sikapnya tersebut. Meski Jokowi dikenal karena popularitasnya yang merakyat, ternyata juga terpengaruh dengan ajakan partai.
"Itu mesti diprotes masyarakat Jakarta. Jangan ada yang manfaatkan hari-hari kedinasan. Jokowi ternyata kena juga," kata Fadjroel di hotel Four Season, Jakarta, Kamis (13/3/2014).
"Itu (izin) nyekar bisa jadi pertanyaan publik. Katanya melayani rakyat, tapi kok jalan-jalan, nyekar," lanjutnya.
Sedangkan pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, berpendapat sikap Jokowi yang pergi ke Blitar berkaitan dengan etikanya sebagai pejabat publik, dalam hal ini sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Etikanya berkaitan dengan penyelenggara di DKI. Karena kalau bukan untuk urusan DKI, orang bisa pertanyakan. Apa berkaitan dengan tugas sebagai Gubernur," imbuhnya.