News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Mirip Cara Fans Obama, Pendukung Tiga Caleg Beda Partai Ini Galang Donasi di Twitter

Penulis: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gaya kicau dan donasi dana oleh para fans dari tiga caleg beda partai di Twitter.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada trend baru yang cukup seru menjelang Pemilu Legislatif, April 2014 ini. Sementara jadwal Pemilu terbuka sudah dimulai, di dunia maya mulai marak penggalangan dukungan, mulai dari aksi dukungan berbentuk kicau-kicauan di Twitter hingga aksi sokongan donasi untuk caleg-caleg tertentu yang mereka idolakan.

Pantauan Tribunnews.com, kampanye dalam bentuk kicauan dan donasi caleg setidaknya muncul pada caleg PKS, Hanura, PDI Perjuangan dan sejumlah partai lain. Bukan sang caleg yang melakukan penggalangan dana, tapi orang-orang yang ngefans pada sang caleg.

Dari PKS muncul aksi donasi caleg untuk Mustofa B Nahrawardaya, Caleg PKS DPR RI yang bertarung di kawasan Jawa Tengah V (Solo, Klaten, Boyolali dan Sukoharjo). Dari Partai Hanura, ada donasi caleg untuk Andi Saiful Haq. Sementara dari PDI Perjuangan muncul nama Masinton Pasaribu, Caleg DPR RI nomor Urut 3, daerah pemilihan Jakarta II.

Adalah Mustofa B. Nahrawardaya pemilik akun @MustofaNahra yang pada awalnya ditantang beberapa pegiat twitter seputar visi dan misinya mengikuti Pencalegan di DPR RI. Mustofa dicecar banyak pertanyaan di twitter karena dia yang semula sering nongol di berbagai acara talkshow di televisi, eh, tiba-tiba kini masuk daftar Caleg PKS.

Nah, Oleh pegiat twitter populer seperti @hafidz_ary dan @ardianasmar, Mustofa kemudian ditantang debat terbuka di twitter. Setelah berhari-hari debat terbuka, kedua aktivis twitter baru merasakan 'chemistry' (kecocokan pandangan).

“Awalnya kami ragu dengan manuver Mas Mustofa nyaleg. Makanya, kami uji lewat debat panjang, baru ada kecocokan. Karena kecocokan itu, kita bikin aksi donasi caleg, itu mau-mau kita sendiri loh," ujar Ardian Asmar kepada TribunNews.com Sabtu (15/3).

"Kami paham Mas Mus bukanlah pengusaha kaya, beliau lebih mirip Akademisi-lah. Maka kami tergerak membantu sedikit kebutuhan logistik ini. Kami akhirnya bertanya ke beliau bantuan logistik apa yang bisa kami lakukan sebagai supporter? Lalu mengapa tidak dilakukan secara gotong royong oleh para pendukung beliau di media sosial ataupun non sosmed. Maka lahirlah gerakan penggalangan dana menggunakan hastag  #DonasiC4L3G itu,” lanjut Ardian Asmar.

Penggalang Donasi Bukan Kader Partai

Meski yang diusung caleg PKS, sebuah partai yang sedang habis-habisan disorot media karena kasus 'korupsi sapi,' namun mereka mengaku tidak mempersoalkan karena mereka bukan anggota atau kader partai.

Bahkan, gerakan ini murni tidak ada kaitannya dengan PKS. Rata-rata, jelas Ardian, para pegiat twitter tidak memandang partai seseorang. Mereka lebih memandang pribadi Sang Caleg. Tidak ada campur tangan Partai. Kalau melihat partainya bisa jadi berubah pikiran.

“Penggeraknya memang saya dan Mas Hafidz Ary. Kami lakukan secara pribadi, and PKS has nothing to do with it, ” tambahnya.

Ketika TribunNews mencoba menilik TL (TimeLine) ketiga akun yakni @ardianasmar, @hafidz_ary dan @MustofaNahra sudah melakukan debat panjang tentang visi misi Pencalegan 2014. Sejak 4 Maret 2014, akun @MustofaNahra sudah dicecar banyak pertanyaan, dan benar-benar seperti 'ujian skripsi, atau fit and proper test calon pejabat tinggi negara sungguhan.

Bahkan, para pengusungnya tidak ingin kecewa. Sebelum mengirimkan bantuannya, banyak para pendukung dan pendana Mustofa itu yang dengan tegas menyatakan di twitter, menuntut agar jika nanti benar terpilih ke Senayan, maka yang bersangkutan harus mundur apabila gagal membuktikan 'kontrak politiknya' dengan pendukung.


Nilainya Tidak Besar, Tapi Angka-angka Nominalnya Unik-unik

Aksi galang dana pun berlangsung seru. Hampir setiap hari, puluhan pemilik akun twitter yang setuju dengan langkah Hafidz dan Ardian, mengirim bantuan ke rekening yang telah disepakati.

Untuk menandai kiriman sebagai bantuan khusus kampanye, maka baik Ardian maupun Hafidz menginginkan agar setiap pengirim mencantumkan angka “4” di digit akhir nominal yang dikirimkan.

“Angka 4 adalah nomor urut mas Mus di Dapil V Jateng. Namun di banner kami cantumkan #DonasiC4L3G yang mengakomodasi angka PKS yaitu 3. Ini hanya untuk manandai saja. Tetapi pada beberapa kiriman, ternyata banyak yang mengirim dengan angka lebih unik. Misalnya, Rp. 333,444; atau Rp. 1.000.004; atau ada yang Rp. 543.001. Namun bantuan itu sebenarnya tidak dianjurkan besar. Di baner, kami tulis Rp 10.004 saja. Yang banyak bantu juga dengan angka kecil mulai sepuluh ribuan kok. Tanya saja pada Mas Mus. Angka-angka itu semua ada maksudnya. Sebagai simbol semangat saja, ” ujar Ardian.

Dihubungi secara terpisah, Mustofa Nahrawardaya merasa tak enak hati dengan gerakan donasi caleg untuknya. Ia pun sadar dirinya rentang dituding sebagai penggerak aksi donasi. Untuk mengerem tudingan macam-macam, ia melaporkan secara transparan setiap rupiah yang masuk melalui akun twitter pribadinya, @MustofaNahra.

Memang tidak banyak yang mengirim angka-angka besar. Uniknya, kebanyakan para pendukung mengirimkan angka Rp. 10.000 hingga Rp.50.000-an. Para pengirim, sesuai yang terlihat pada TL @MustofaNahra, hampir semua mencantumkan angka “4” di digit terakhir nominal kiriman.

“Saya menghargai mereka, dan sangat trenyuh, terharu. Bahkan pada hari pertama penggalangan, saya menangis karena begitu antusiasnya teman-teman di twitter mendukung saya melalui gerakan tersebut. Dengan demikian, saya tidak perlu ngutang tetangga, Saya tidak punya beban moril kepada para pengusaha misalnya," tutur mantan wartawan ini kepada Tribunnews sambungan telepon dari Solo. Di twitter sendiri, Mustofa memang dikenal tagline “Milik Umat” dalam setiap kicauan.

Sekedar diketahui, Mustofa B. Nahrawardaya awalnya dikenal sebagai aktivis muda Muhammadiyah. Belakangan, tampangnya sering nongol di berbagai talkshow politik dan hukum di televisi. Salah satunya, jadi narasumber 'pelanggan' untuk acara "Indonesia Lawyers Club' di TVOne.

Masih masuk jajaran pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah sebelum akhirnya menjadi Caleg DPR RI PKS Jateng V yang meliputi Solo, Klaten, Boyolali dan Sukoharjo.

Selain itu, Mustofa juga mengorbit sebagai pemerhati HAM di televisi dan media massa. Yang bersangkutan juga dikenal publik karena sering menjadi bulan-bulanan oleh kumpulan akun twitter yang konon milik pendukung Jokowi-Ahok.

Mustofa menyadari, aksi bullying terhadap akun @MustofaNahra terjadi kemungkinan disebabkan oleh sikapnya yang rajin melancarkan kritik Jokowi Ahok yang dinilainya pongah dan tidak menepati janjinya sebagai Gubernur dan Wagub Jakarta. Ini memicu perlawanan pendukung Jokowi - Ahok.

Tapi justru karena itu, jumlah follower twitternya merangkak drastis. Kini lebih dari 13.550 orang menjadi pengikut akun politikus PKS tersebut.

Anehnya, Mustofa sebagai caleg dan Ardian Asmar sebagai koordinator penggalang donasi ternyata tidak pernah mengenal atau berteman secara dekat.

Keduanya hanya kenal dan akrab di twitter. “Kalau Hafidz, saya belum pernah ketemu. Tetapi untuk mas Ardian, pernah ketemu tidak sengaja di Masjid Al Hakim Menteng,”ujar Mustofa yang memang salahsatunya dikenal sebagai aktifis masjid.

Pendukung Caleg Partai Lain pun Ikut-ikutan

Lebih seru lagi, trend donasi caleg muncul pula di partai lain. Misalnya Caleg Hanura Andi Saiful Haq.

Melalui akunnya @Saiful_haq, Caleg Partai Hanura Dapil DKI II Nomor Urut 2 ini membuka rekening BCA atasnama dirinya. Dalam baner yang diterima TribunNews disebutkan, Caleg ini adalah bekas aktifis 98, dan sekarang menjadi pengurus di Ormas Perindo.

Beberapa tagline yang tertulis dalam banernya, Saiful haq menulis seruan-seruan misalnya “Politik Uang Awal Dari Korupsi” dan “Bantu Caleg Pilihan Anda Agar Terhindar Dari Politik Uang”.  Ada pula tagline “Berapapun Donasi Anda, Adalah Sumbangan Untuk Indonesia Bersih”.

Berbeda dari Mustofa B. Nahrawardaya yang terus melakukan pelaporan rutin terbuka melalui twitter, akun @Saiful_haq tampaknya tidak atau belum melakukan pelaporan terbuka di twitter.

Ia berjanji baru akan melakukan pelaporan nanti pada 15 April 2014 setelah Pemilu Legislatif. Mustofa Nahrawardaya sendiri mengaku akan menutup program donasi hingga 5 April.

Sementara itu, Masinton Pasaribu, Caleg DPR RI PDI Perjuangan  No Urut  3 Dapil Jakarta II pemilik akun @masinton  juga membuka kegiatan serupa. Menggunakan  Posko Gotong Royong untuk Caleg Bersih di Jl. Cikini I No B, Jakarta Pusat, Masinton mencoba mengedukasi masyarakat untuk membantu  pendanaan Caleg PDIP itu menuju Senayan menjadi Caleg bersih dengan tidak melakukan utang-piutang.  Namun hingga kini belum diketahui hasil dari usaha ini.

Sayangnya, dari ketiga Caleg tersebut, di twitter dibedakan jumlah followernya. Jika dihitung, maka hingga tulisan ini dibuat, akun  @MustofaNahra memiliki follower tertinggi yakni  13,550 follower.

Sedangkan akun @saiful_haq hanya memiliki  3,113 follower dan akun @masinton hanya punya follower  3,907 follower.  Ketertinggalan jumlah follower sudah pasti berpengaruh pada pendapatan bantuan dana kampanye yang mereka galang.

Mengekor gaya Donasi Presiden Obama?

Philips J. Vermonte pernah mencatat  bahwa Barrack Obama  sukses dalam kampanyenya hingga jadi Presiden AS tidak lain karena dia pandai mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam seluruh program kampanyenya.  Obama, berhasil mengumpulkan dana hingga 265 juta dollar AS melalui upaya otak kanannya itu. Semoga para Caleg di atas juga bisa menyusul kesuksesan Obama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini