TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigadir Susanto yang nekat menembak atasannya sendiri Kadenma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji dinilai frustasi dan terlalu sering berpikiran negatif. Marah yang berlebihan dari si pelaku membuat ia susah berpikir benar sehingga memicu munculnya perilaku agresif.
"Saat kalap ini, ia tidak bisa berpikir akibatnya, hanya mengutamakan pelampiasan amarah," kata Psikolog, Bertha Sekunda dalam pernyataannya, Rabu(19/3/2014).
Padahal kata Bertha, pekerjaannya sebagai polisi seharusnya justru menuntut dia untuk bisa mengontrol emosi dengan baik. Mengingat pekerjaannya secara profesional akan menghadapi banyak tekanan, misalnya mengatasi orang-orang bermasalah, kondisi pekerjaan lapangan yang semrawut atau lingkungan yang tidak kondusif, maka tentu diharapkan ia bijak dalam menggunakan senjata api.
"Saran saya sih, polisi selalu dicek psikologisnya secara reguler. Misalnya tes psikologi yang reguler untuk mengetahui bagaimana ia mengontrol emosi saat menghadapi tekanan pekerjaan, tes tingkat stress dia, tes bagaimana dia mengatasi stress. Ini penting karena mereka memegang senjata yang bisa membunuh. Dari penelitian psikologi diluar negeri, 90 persen insiden agresif didahului oleh kemarahan," ujarnya.