TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Video plesiran Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie bersama dua orang artis dan anggota DPR RI ke Maladewa tidak terlalu mempengaruhi elektabilitas yang bersangkutan sebagai bakal calon presiden.
Penilaian itu disampaikan pengamat politik Sugeng Sarjadi Syndicate, Ridho Imawan Hanafi.
"Saya menilainya belum banyak berpengaruh pada elektabilitas Pak Aburizal. Namun yang perlu diantisipasi adalah jangan sampai tayangan tersebut terus menerus menjadi rerasan publik," kata Ridho di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).
Ridho menjelaskan, apabila hal itu tidak diantisipasi, maka isu tersebut akan terus menggelinding di masyarakat dan bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada elektabilitasnya.
Dia menilai, tokoh-tokoh yang ada di tayangan tersebut sudah seharusnya menjelaskan kepada publik mengenai rincian informasi video tersebut.
"Kerincian informasi yang nantinya disampaikan akan membantu mengurangi prasangka tanya publik," ujarnya.
Menurut dia, ketika para tokoh dalam video itu hanya menjawab sebagian saja dari informasi yang ingin diketahui publik, pengaruhnya terkait dengan penggambaran sang tokoh.
Ridho menyarankan, sudah seharusnya para tokoh mengantisipasi dengan komunikasi yang baik kepada masyarat agar tidak menggerus citra positif yang sudah dibangun selama ini.
"Karena itu, sudah semestinya mereka mengantisipasi dengan komunikasi yang baik agar tidak terlalu jauh menggerus citra positif maupun wibawa Pak Aburizal yang saat ini menjadi (bakal) capres," katanya.
Selain itu, dia menilai tayangan tersebut secara tidak langsung telah menimbulkan perbincangan di publik yang nada atau tone cenderung negatif, terutama menyangkut tokoh-tokoh utama yang ada di dalamnya.
Menurut Ridho, saat ini adalah momentum kampanye dan publik tentu cukup terkejut dengan munculnya tayangan tersebut.
"Meskipun ada kesan hal itu bisa semacam kampanye hitam, namun publik tidak mengerucutnya ke arah itu," ujarnya.
Dia menilai, publik justru cenderung akan mempertanyakan mengapa ARB berada dalam tayangan tersebut.
Hal itu, menurut Ridho, bisa menimbulkan berbagai penilaian yang arahnya mempertanyakan jati diri sang tokoh yang saat ini menjadi bakal capres.