News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Century

Tanggapan Kubu SBY Soal Dugaan Aliran Dana Century ke Demokrat Saat Pilpres

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menerima Pakta Integritas dari Wakil Ketua Dewan Kehormatan EE Mangindaan (kanan), disaksikan oleh Sekjen Eddy Baskoro Yudhoyono (dua kanan) dan Ketua Umum Anas Urbaningrum (dua kiri) sebelum memberikan keterangan pada wartawan dalam konferensi pers Rapat Pimpinan Nasional PD, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa hukum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Palmer Situmorang, belum bisa memberikan banyak tanggapan atas pengakuan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tentang adanya data penyumbang/donatur palsu alias fiktif dalam laporan dana kampanye Partai Demokrat pada Pilpres 2009, termasuk dugaan aliran dana Bank Century ke dalam laporan dana partai tersebut.

Menurut Palmer, kebenaran mengenai penyumbang/donatur dana kampanye Partai Demokrat pada Pilpres 2009 tersebut menjadi kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Sementara, ada tidaknya tindak pidana terkait pelaporan dana tersebut menjadi bagian kewenangan Polri.

"Soal data dana fiktif, KPU atau KPPU yang memeriksanya, atau Polri sebagai penyidik pidana umum," kata Palmer melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (23/3/2014).

Palmer juga membantah kliennya pernah memberikan uang Rp 300 juta kepada Anas sebagai ucapan terima kasih atas pemenangan Pileg dan Pilpres 2009. Palmer meyakini SBY tidak memberikan uang yang diakui oleh Anas telah digunakan sebagai uang muka pembelian Toyota Harrier itu.

Menurutnya, keterangan Anas Urbaningrum yang sudah disampaikan kepada penyidik KPK itu adalah cerita lama yang telah diperbarui untuk tujuan membunuh karakter individu kliennya selaku pimpinan Partai Demokrat. Selain itu, pernyataan Anas itu bertujuan untuk menghancurkan elektabilitas Partai Demokrat pada masa kampanye Pileg 2014 saat ini.   

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini