News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat R80 Habibie

Habibie dan Pesawat R80: Semakin Jauh dari Politik Semakin Dicintai

Editor: Dahlan Dahi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain film, Bunga Citra Lestari, Manoj Punjabi, Reza Rahardian, BJ Habibie dan Dhamoo Punjabi saat melakukan syukuran film Habibie & Ainun yang telah menembus Box Office di Kantor MD, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/2014). (Tribunnews/Jeprima)

Bagaimanapun, kecintaan Habibie pada Indonesia tidak pernah luntur.

Habibie, melalui PT Regio Aviasi Industri (RAI), di mana dia duduk sebagai komisaris, kini sibuk merampung proyek R80.

Pesawat ini sudah dipesan 100 unit oleh Nam Air, anak perusahaan Sriwijaya Air.

R80 adalah mimpi Habibie sejak lama. Sebagai negara kepulauan, kata Habibie, Indonesia membutuhkan pesawat terbang yang bertugas menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya.

R adalah singkatan dari "regional" sedangan 80 adalah kapasitas penumpang.

Pesawat R80 merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Habibie.

Menurut Kompas.com, pesawat N250 merupakan pesawat yang dikendalikan secara elektronik atau dikenal dengan istilah fly by wire kedua, setelah pesawat keluaran Airbus yakni A-300.

"Pesawat terbang yang pernah dibuat menusia yang dikendalikan secara elektronik yang dikenal dengan fly by wire pertama kali adalah Airbus di Hamburg di mana saya kerja dulu. Di situ, saya pernah menjadi direktur dan executive vice president," kata mantan Presiden RI ketiga itu.

"Fly by wire pertama A-300, fly by wire kedua N250, dan ketiga triple seven (B-777). Dalam skala regional, N250 merupakan fly by wire pertama," jelas Habibie seperti dilansir Kompas.com.

Habibie mengungkapkan lagi rencana peluncuran R80 ketika meluncurkan bukunya, "Tak Boleh Lelah dan Kalah", di Jakarta.

Kelebihan pesawat dengan teknologi anyar ini adalah memiliki baling-baling yang dapat menentukan antara angin yang dingin dan angin panas yang berasal dari engine atau mesin.

Gunanya, adalah terjadi campuran angin dingin dan angin panas, sehingga bisa mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi.

Campuran angin dingin dan angin panas itu disebut bypass ratio. Dimana, semakin tinggi bypass ratio yang dimiliki maka akan menggunakan energi bahan bakar yang semakin irit.

"Airbus atau Boeing punya bypass ratio 12, semakin sedikit bypass ratio maka makin sedikit tingkat efisiensi bahan bakarnya. R80 memiliki bypass ratio 40, sasarannya kurang lebih 30% konsumsi bahan bakarnya lebih irit, lebih efisien," jelas Habibie seperti dilansir Kontan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini