TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa Cile, untuk seluruh wilayah Indonesia sejak Kamis (3/4/2014) pukul 08.30 WIB. Hal ini berdasarkan analisis data monitoring alat observasi tinggu muka air laut di Papua.
"Dengan dicabutnya peringatan dini tsunami tersebut, masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti sediakala," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (3/4/2014).
Berdasarkan informasi dari beberapa BPBD melaporkan tidak terlihat adanya tsunami. Masyarakat telah kembali beraktivitas seperti biasa. Adanya peringatan dini tsunami dari BMKG kemarin menunjukkan bahwa ancaman tsunami bagi pesisir Indonesia beradal dari gempa di sekitar perairan wilayah Indonesia maupun dari luar wilayah Indonesia.
Menurut Sutopo, jika sumber gempa berasal dari lokal atau wilayah di sekitar Indonesia, tsunami datang hanya memerlukan waktu lebih kurang 30 menit dari terjadinya gempa. Namun jika berasal dari daerah yang jauh bisa membutuhkan waktu beberapa jam.
Sutopo mengatakan ada 5 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah rawan tsunami tinggi hingga sedang. "Dengan kondisi tersebut, kesiapsiagaan masyarakat menghadapi tsunami perlu terus ditingkatkan," tutur Sutopo